Pasca Disomasi, Manajemen Video Lagu Corona Minta Maaf
Akhirnya produser dan penyanyi lagu Corona (Comunitas Rondo Merana) angkat bicara meminta maaf karena lagu tersebut membuat sebagian orang kecewa dan bahkan tersinggung. Bahkan pengunggah video tersebut juga telah menghapus dari akun Samudra Record.
"Kami selaku perwakilan dari managemen dan juga label ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang kecewa, yang merasa tersinggung terkait dengan konten kita video lagu Corona," kata Agung Samudra, Senin, 2 Maret 2020 malam.
Dia menyebut, tidak ada niatan untuk melecehkan ataupun menyudutkan pihak tertentu saat merilis lagu tersebut. Menurutnya lagu Corona dibuat semata-mata untuk membuat hiburan dengan tujuan masyarakat tidak terlalu tegang atas merambahnya wabah virus corona saat ini.
"Jadi kami juga tidak mau ini berkelanjutan, jadi kami membuat pernyataan ini, memohon maaf kepada semuanya," ujarnya.
Samudra record juga sudah menghapus video lagu Corona dari akun resminya. Pihaknya juga berusaha semaksimal mungkin untuk membersihkan video reupload dari konten tersebut.
Dia juga berharap masyarakat, khususnya netizen agar dapat memaklumi. Dia menyebut, penyanyi, pencipta atau aranger hanya melakukan pekerjaan masing-masing secara profesional dan tidak ada niat atau unsur kesengajaan. Video tersebut merupakan tanggungjawab jawab Samaudra Record selaku label.
"Tidak ada unsur kesengajaan unsur melecehkan atau menyinggung siapapun," katanya.
Pada kesempatan yang sama Alvi Ananta juga meminta maaf pada seluruh masyarakat Indonesia yang sudah menyaksikan video pagu Corona. Dirinya selaku artis pelantun lagu corona hanya melakukan tugas dan kewajiban saya terhadap manajemen yang sudah mengikatnya dengan kontrak.
"Jadi selebihnya saya serahkan kembali kepada label beserta manajemen," ujarnya.
Sebelumnya, lagu berjudul Corona atau Comunitas Rondo Merana menjadi perbincangan netizen. Keluarga Migran Indonesia (KAMI) melayangkan somasi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
KAMI menyebut lagu ini tidak memiliki empati pada pekerja migran yang ada di luar negeri. Di mana mereka sangat rawan terserang virus yang sedang menjadi wabah di seluruh Dunia itu.
Advertisement