Situasi Terkini Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Pasca Dikepung Aparat
Situasi Asrama Mahasiswa Papua di jalan Kalasan Surabaya, yang sempat dikepung puluhan aparat Satpol PP, TNI, dan Polri, pada, Jumat, 6 Juli 2018, semalam, kini berangsur kondusif.
Salah satu Mahasiswa asal Papua penghuni asrama, Step Pegai, mengatakan, usai pengepungan semalam, ia dan sejumlah mahasiswa yang lain sudah bisa beraktifitas seperti semula.
"Kami disini sudah beraktifitas seperti biasa, hanya beberapa teman ada sedikit ketakutan," kata dia, saat ditemui ngopibareng.id, di lokasi, Sabtu, 7 Juli 2018, siang.
Step menceritakan, peristiwa pengepungan itu bermula ketika ia bersama 30 mahasiswa lain menggelar diskusi. Ditengah diskusi, pukul 20.00 WIB, Jumat malam, tiba-tiba Camat Tambaksari bersama aparat gabungan datang ke asrama.
Menurut Step, saat itu aparat memaksa masuk, dengan dalih ingin melakukan pendataan atau operasi yustisi. Namun ia dan sejumlah mahasiswa lain menahannya di pintu gerbang, karena Camat Tambaksari tak melampirkan surat perintahnya, ataupun mengirimkan surat pemberitahuan sebelumnya.
"Saat diminta menyerahkan surat tugasnya, ternyata tidak ada, dan juga kenapa tidak mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu," ujar Step.
Ketegangan pun sempat terjadi antara aparat dan para mahasiswa, Step mengatakan salah satu aktivis yang mencoba menengahi negosiasi itu hampir diseret ke mobil aparat untuk diamankan.
Tak sampai disitu, salah satu mahasiswi, bahkan juga sempat, mengalami tindak pelecehan seksual, yang diduga dilakukan oleh oknum aparat.
"Kami diteriaki kata-kata yang tidak pantas, salah satu kakak aktivis sempat diseret-seret, teman kami juga dilecehkan," kata Step.
Step mengatakan, Pukul 22.00 WIB, surat perintah yang sebelumnya dipertanyakan barulah datang. Surat itu dibawa seorang staf dan kemudian diserahkan kepada Camat Tambaksari, Step menduga surat itu baru dibuat.
"Kenapa tidak diserahkan sejak awal," ujarnya.
Setelah surat itu ditunjukan, mahasiswa tetap menolak pendataan dilakukan malam itu juga, dengan alasan kondusifitas. Namun, hingga pukul 01.00 WIB, Sabtu, 7 Juli 2018, dini hari, aparat masih bertahan dilokasi.
"Ada ratusan aparat, ada juga yang bersenjata lengkap," kata dia.
Hasil negoisasi, pendataan lalu direncanakan dilakukan pada, hari ini Sabtu, 7 Juli 2018, pukul 09.00 WIB pagi, namun hingga pukul 13.00 WIB siang, tak ada satupun petugas yang datang.
"Kami menunggu hingga siang, data sudah kami siapkan, tapi tidak ada juga," ujar dia.
Soal audiensi, Step mengatakan pihaknya kini masih mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan rekan mahasiswanya yang lain. Dan jika nanti audiensi akan dilakukan, ia meminta, tak ada aparat yang hadir.
Atas kejadian ini, Step dan Mahasiswa Papua lain berharap agar masyrakat tak berstigma negatif pada pihaknya, ia juga meminta media bisa memberitakan peristiwa semalam dengan proporsional dan objektif.
Pantauan ngopibareng.id dilokasi, situasi di sekitar Asrama Mahasiswa Papua kini telah kondisif. Tak ada aparat yang melakukan penjagaan. Para mahasiswa juga telah melakukan aktifitas seperti biasa. (frd)
Advertisement