Pasar Rakyat Ki Ageng Gribig Bakal Berlanjut Jadi Event Tradisi Tahunan
Kegiatan "Pasar rakyat Ki Ageng Gribig Ngopi Bareng Gus Ipul & Abah Anton 2018", di jalan Ki Ageng Gribig, kelurahan Madyipuro, kecamatan Kedung Kandang, kota Malang, 7-11 Februari 2018, bakal berlanjut.
Kegiatan ini rencananya bakal dikembangkan oleh warga dan sejumlah tokoh masyarakat untuk menjadi agenda tahunan. Diharapkan kegiatan ini bisa menambah daya tarik untuk wisata religi.
Ini tak lepas dengan lokasi makam Ki Ageng Gribig, yang terletak di seberang jalan dari lokasi kegiatan yang terdapat makam sejumlah tokoh penting. Tak hanya makam Ki ageng Gribig itu sendiri, tapi juga makam beberapa Wali, Sunan, Bupati Malang, Bupati Bondowoso serta Bupati Surabaya dari jaman Belanda.
"Sekarang, makin banyak masyarakat yang berziarah ke sini, sehingga kami, para Ketua RW, Pak Lurah dan pak Camat, menginginkan ada acara Haul Ki Ageng Gribig yang diramaikan pasar rakyat dan ada diskusi literasi sejarah dan budaya mengenai Ki Ageng Gribig ini," ujar Supardi, Ketua RW 08 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedung Kandang, kepada ngopibareng.id, Selasa 6 Januari 2018.
Ki Ageng Gribig diyakini sebagai tokoh Babad Tanah Malang. Lokasi yang sekarang dibuat tempat pasar rakyat, yaitu Jalan Ki Ageng Gribig, dahulunya adalah pusat kota Malang. Ki Ageng Gribing punya nama asli Wasibagno Timur. Ada juga yang menyebut sebagai Syekh Wasihatno.
Dari sejumlah literasi, Ki Ageng Gribig adalah putra dari Pengeran Kedawung. Masih keturunan Lembu Niroto, pemilik panembahan Bromo. Lembu Niroto ini adalah putra ketiga dari Raja Brawijaya XI yang memerintah Majapahit pada 1466-1478. Jadi Ki Ageng Gribig itu tak lain adalah cicit Raja Brawijaya XI.
Ki Ageng Gribig dikenal sebagai seorang ulama yang tersohor di Malang tahun 1650. Ia merupakan murid kesayangan Sunan Kalijaga.
Cikal bakal Malang berasal dari sosok Ki Ageng Gribig ini. Dia diperintahkan gurunya belajar ilmu agama Islam. Sampailah dia di sebuah kawasan hutan yang kemudian dibabat dan ditempati. Hutan itu kini dinamai Malang.
Nama ini berasal dari adanya Gunung Buring dan deretan gunung yang melintang di bagian kiri dan kanan. Ki Ageng Gribig lantas membuat Desa Madyopuro, Sekarpuro dan Lesanpuro.
Jalur ini menghubungkan Pakis hingga Gondanglegi. Konon, ini adalah jalur kuno penyebaran agama Islam di wilayah Malang.
Bupati Malang R.A.A Notodiningrat lantas membangun tempat peristirahatan di daerah ini.
Kompleks pemakaman ini sekarang terdiri 26 keluarga dekat Ki Ageng Gribig.Di sebelah makam Ki Ageng Gribig terdapat musala. Menurut juru kunci musala ini digunakan untuk berdakwah. Selain Musola juga ada Masjid yang kerap digunakan pengunjung.
"Jumlah peziarah, tiap tahunnya makin meningkat," ujar pensiunan TNI ini.
Kawasan makam Ki Ageng Gribing tidak pernah sepi dari pengunjung. Lokasi makam terletak di Jalan Ki Ageng Gribig, masuk di Gang II. "Kalau gak dikembangkan jadi tujuan wisata ziarah, sangat sayang sekali," tambahnya.
Rencananya "Pasar Rakyat Ngooi Bareng Gus Ipul & Abah Anton" akan dibuka Rabu 7 Februari 2018 besok. Akan berakhir hingga Minggu 11 Februari 2018 mendatang. Kegiatan dari ngopibareng.id dan panitia RW 08 Madyopuro ini disponsori Kopi Kapal Api. Bila tak ada halangan, Wagub Gus Ipul dan Walikota Malang Abah Anton akan hadir di lokasi acara. (dmr)
Advertisement