Pasar Keputran Ditutup, Harga Kebutuhan Pangan Melonjak
Ditutupnya Pasar Keputran oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, membuat harga bahan pangan di pasar tradisional yang lebih kecil melonjak. Sebab, kebanyakan para pedagang tersebut membeli secara borongan di pasar tradisional terbesar di Surabaya itu.
Ha itu diakui oleh salah satu pedagang sayur di Pasar Wonokromo, Maya. Dia mengaku sangat terdampak dengan penutupan Pasar Keputran. Sebab, ia terpaksa harus membeli di Pasar Mangga Dua dengan harga yang lebih tinggi.
"Pindah ke Pasar Mangga dua, tapi harganya lebih mahal Rp2.000-3.000. Kalau di Keputran Rp5.000, di Mangga Dua Rp 7.000-8.000," kata Maya kepada Ngopibareng.id, Jumat, 24 Juli 2020.
Menurut Maya, selisih harga beberapa sayur di Pasar Mangga Dua dengan Pasar Keputran cukup tinggi. Ia menyebutkan, beberapa sayur yang harganya selisih dengan Pasar Keputran seperti bayam, sawi, kangkung, daun singkong, kenikir, daun pepaya, daun kelor.
"Kesempatan, kan semua beralihnya ke situ (Pasar Magga Dua). Otomatis di pasar bukan grosir gini nggak bisa jual murah, pembelinya juga nggak banyak. Jadinya saya kulakan lebih sedikit, gitu aja masih banyak (selisihnya)," jelasnya.
Mahalnya harga sayur ini, kata Maya, membuat ia merugi. Sebab, saat ini dagangannya sepi pembeli, sehingga ia kerap memberikan sisa dagangan yang tak terjual kepada tetangganya yang membutuhkan.
"Saya jualan sampe jam delapan malam, dapatnya ya tambahan sedikit, tapi nggak apa-apa. Kalau sisa banyak tak kasihkan orang," ungkapnya.
Dampak tutupnya Pasar Keputran juga dirasakan oleh pedagang masakan kaki lima. Salah satunya, Umiati, penjual bakso yang biasa mangkal di daerah Tambaksari.
Umiati mengatakan, sejak Pasar Keputran ditutup pada Rabu, 22 Juli 2020, lalu, harga di tempatnya berkulakan, yakni Pasar Tambak Rejo, ikut naik. Menurutnya, rata-rata yang mengalami lonjakan adalah bumbu masakan.
“Sejak beberapa hari lalu (naik), pokoknya pas ramai kabar (Pasar Keputran) ditutup. Ya seperti daun bawang, terus daun bawang pre, yang biasanya 1 kilonya Rp15.000 sekarang jadi 25.000,” ucapnya.
Dia pun berharap agar Pemkot Surabaya segera membuka kembali Pasar Keputran. Sebab, hal ini sangat berdampak kepadanya maupun kebanyakan pedagang kaki lima.
“Kan setahuku pusatnya (kulakan) di sana (Pasar Keputran). Kalau harga bahan masakan terus naik begini, saya ya terdampak,” tutupnya.