Pasar Karetan dan Pasar Semarangan Jadi Kunjugan Wajib Genpi se-Indonesia
Pasar Karetan. Pasar Semarangan. Pasar Karetan yang berlokasi di Radja Pendapa, Desa Segrumung, Boja, Kendal merupakan pilot project destinasi digital. Begitu juga dengan Pasar Semarangan.
Pada awalnya tidak ada yang tahu daerah Karetan, atau Semarangan. Kawasan Karetan hanyalah hutan karet. Jalannya pun hanya jalan setapak yang berlumpur dikala hujan. Apa lagi sinyal selular, dijamin tidak ada. Sementara Semarangan sama. Kawasan hutan yang dekat dengan kota.
Dua destinasi itulah yang akan jadikan kunjungan wajib para peserta Training On Trainer (TOT) yang akan digelar Generasi Pesona Indonesia (GenPI), Sabtu (21/4) besok.
"TOT ini digelar untuk mencetak para pelatih dan pendamping handal untuk membentuk 100 destinasi digital baru diseluruh Indonesia. Untuk itu selain akan diberikan pelatihan materi mereka pun akan diajak untuk melihat secara langsung bagaimana destinasi digital itu dibentuk. Kita sudah pilih Pasar Semarangan dan Pasar Karetan sebagai site visit," kata Staf Khusus bidang Komunikasi Kemenpar Don Kardon.
Lantas kenapa harus kedua pasar tersebut? Bukan hanya efisiensi waktu dan jarak, kedua pasar tersebut juga menunjukkan performa yang fantastis.
Pasar Karetan dikonsep dengan matang. Dari tiada menjadi ada. Destinasinya diset maksimal sangat kekinian. Begitu juga dengan konten acaranya. hingga menarik minat wisatawan untuk datang.
Promosi gencar pun dilakukan melalui media sosial. Kini pengunjung Pasar Karetan bisa mencapai 4 ribu orang tiap minggunya. Omset Pasar Karetan mencapai Rp 30 juta hingga Rp 40 juta
"Per pekan, kalau ditotal, per tahun omset pasar ini bisa mencapai Rp 1,6 miliar-Rp 1, 9 miliar," terang Don Kardono.
Setali tiga uang Pasar Semarangan di Hutan Kota Tinjomoyo Kota Semarang juga sama. Walau masih seumur jagung, pasar tersebut telah bertransformasi menjadi destinasi unggulan di Kota Semarang.
Pasar Semarangan sendiri merupakan hasil kerjasama apik antara GenPI dengan Pemkot Semarang. Penyediaan lahan serta sarana dan prasarana semua disiapkan oleh Pemkot Semarang. Konsepnya urban modern.
Pembayarannya pun menggunakan cashless alias transaksi digital. Bahkan Pemkot juga menyediakan bus gratis untuk aksesibilitas pengunjung. Hasilnya Pasar Semarangan mampu menyedot 2.000 hingga 3.000 pengunjung setiap pekannya.
"Pasar Semarangan bisa menjadi contoh untuk daerah-daerah lain bahwa dukungan pemerintah terhadap destinasi digital sangat penting. Destinasi digital tidak akan berjalan tanpa GenPI. Dan GenPI pun akan sulit bergerak tanpa dukungan pemerintah daerah," pungkas Don Kardono.
Apresiasi besar pun disampaikan oleh Menpar Arief Yahya. Menurut Menpar anak anak Genpi ini memang luar biasa. Gak cuma jago di online tapi mereka berani aksi dan kolaborasi dengan berbagai unsur pentahelix pariwisata lainnya.
"Konsep comunity development juga diterapkan dengan melibatkan masyarakat sekitar lokasi yang tentu saja akan mendapatkam manfaat dari adanya pasar digital ini," ujar Menpar.
Menpar Arief Yahya bahkan menyampaikan bahwa Kemenpar akan membuat 100 Destinasi Digital baru diseluruh Indonesia pada 2018 ini. Dan destinasi digital ini adalah milik GenPI.
GenPi yang akan menggerakan destinasi digital ini dengan konsep 2C nya. Yaitu creative value dan commercial value. Jadi selamat mengikuti TOT di Semarang.
"Selamat menjadi pelatih dan pendamping destinasi digital GenPI yang akan kita bangun di 100 titik seluruh Indonesia. Salam Pesona Indonesia. Salam GenPI, gasss!," kata Menpar Arief Yahya. (*)