Pasar Jojoran Ditutup, Pedagang Kelontong Sekitar Terkena Dampak
Pasar Jojoran di Jojoran Gang 1, Kecamatan Gubeng, Surabaya, resmi ditutup hari ini, Selasa 5 Mei 2020. Pasar milik perorangan itu akan ditutup selama dua minggu. Yakni untuk memutus mata rantai penyebaran corona. Sebab, ada salah satu pedagang yang diketahui positif Covid-19.
Pantauan Ngopibareng.id, pintu masuk Pasar Jojoran terlihat dipagari kawat berduri dan garis polisi (police line) plus tulisan "Dilarang Masuk". Suasana sekitar pasar juga terlihat sepi tanpa aktivitas jual-beli.
Penutupan pasar ini tak hanya berdampak pada pedagang pasar, tapi juga berdampak pada pedagang kelontong yang ada di sekitar pasar.
Sebagai informasi, letak Pasar Jojoran diapit oleh perkampungan padat penduduk. Beberapa warga yang tinggal di sekitar pasar menggantungkan hidup dari toko kelontong.
Salah satu pedagang kelontong yang berjarak sekitar 15 meter dari Pasar Jojoran, Tri Prinato mengaku, sejak pagi hingga siang tokonya sepi pembeli.
"Kalau toko kelontong milik pribadi tidak apa-apa tetap buka, asal tokonya tidak di dalam pasar. Tapi tetap saja berimbas pembeli berkurang, biasanya sampai jam segini sudah banyak pembeli. Tapi sekarang baru tiga yang datang," kata pria yanh akrab disapa Tri ini.
Sebagian besar pembeli atau langganan Tri adalah orang yang biasa berbelanja di pasar. Untuk itu, saat pasar ditutup banyak orang tak berbelanja ke pasar. "Imbasnya ke pembeli di toko saya," kata Tri.
Tak hanya Tri Prinanto, salah satu pedagang sayur yang tidak mau disebutkan namanya juga terkena imbas karena tidak bisa berdagang. "Pusing Mbak, tidak bisa jualan karena pasar ditutup," ucap dia.