Pasar Induk Surabaya Sidotopo Diresmikan, DPRD Ingatkan Hal Ini
Pemerintah Kota Surabaya beberapa saat lalu baru saja meresmikan Pasar Induk Surabaya di Sidotopo.
Hal tersebut memantik reaksi dari anggota legislatif DPRD Kota Surabaya. Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi mengatakan, peresmian pasar induk di Sidotopo merupakan Langkah baik yang dilakukan oleh Pemkot. Menurutnya, peresmian itu dapat meningkatkan perekonomian Kota Surabaya.
“Hal positif bagi perekonomian kota dan perputaran uang rakyat,” kata Alfian.
Namun di sisi lain, dengan berdirinya pasar induk tersebut, ia berharap bisa segera melakukan sinergi dengan PD Pasar Surya segera terlaksana sebelum memasuki bulan puasa. Mengingat memasuki hari besar keagamaan permintaan pangan meningkat. Menurutnya, jangan sampai masyarakat merasa mendapat harga mahal dan barang langka di bulan Ramadan dan idul fitri.
“Disamping itu diharapkan dapat menjaga stabilitas harga pangan sebab Kota Surabaya seringkali mengalami inflasi khususnya komoditas cabe dan telur. Terutama di hari besar keagamaan. Harus dijaga itu,” katanya.
Salah satu cara untuk menjaga stabilitas harga dan jumlah barang, Alfian mengusulkan agar Pasar Induk Sidotopo bisa menjalin kerjasama dengan nelayan dan petani di wilayah sekitar Surabaya. Dengan memanfaatkan transportasi kereta api. Sebab pasar induk tersebut lokasinya tak jauh dari stasiun kereta api Sidotopo.
Menurutnya, pemanfaatan transportasi darat kereta api layaknya zaman Belanda, bisa menjaga stabilitas tersebut. Sebab, kereta api tidak berdampak kemacetan di tol maupun kemacetan Ketika memasuki Kota Surabaya. Dan itu juga bisa membuat pengiriman barang untuk kebutuhan menggunakan kereta api semakin meningkat. Vice versa. Kereta api hidup, ketersediaan barang terjamin.
“Saya mengusulkan distribusi produk pertanian khususnya yang berasal dari wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah menggunakan jasa kereta api. Hal ini diharapkan dapat menekan ongkos distribusi hasil pertanian yang berasal dari luar Kota Surabaya,” katanya.
Penggunaan kereta api, penjagaan stabilitas harga pangan, menurut Alfian juga harus ada intervensi dari Pemerintah Kota Surabaya. Menurut dirinya, Pemkot dan Walikota Eri Cahyadi harus mempromosikan kehadiran pasar induk Sidotopo secara luas di masyarakat. Apalagi saat ini bidang promosi sangatlah luas.
“Ada media luar ruang, ada media radio, media online, hingga media digital. Harus ikut promosikan pasar induk itu,” katanya.
Terlepas dari hal-hal tersebut di atas, Alfian juga mengingatkan kepada pengelola pasar induk Sidotopo untuk harus tetap memperhatikan hasil limbah dari aktivitas pasar itu. Jangan sampai limbah menjadi hal yang dikeluhkan masyarakat sekitar. Apalagi saat ini, banyak cara untuk bisa mengelola limbah organic menjadi hal yang lebih bermanfaat.
“Sampah organik dari pasar induk ini dapat dimanfaatkan untuk kompos, eco enzyme ataupun untuk program maggot dengan bekerjasama berbagai komunitas. Jadi limbah itu tak hanya dibuang begitu saja, namun bisa menjadi manfaat bagi orang lain dan manfaat dana untuk pasar Kembali,” katanya.
Advertisement