Pembeli Menyusut, Pasar Burung Lamongan Terancam Bubar
Puluhan pedagang burung di Pasar Burung yang terletak di Jalan Kusuma Bangsa, Lamongan, sedang terancam eksistensinya.
Sebab, sejumlah pedagang pasar burung terus berkurang dari hari ke hari. Dari Sebanyak 50 kios yang tersedia, kini hanya tinggal 12 kios burung saja yang masih buka dan berjualan.
"Sepinya aktivitas pedagang di sini terjadi sejak sekitar bulan mei yang lalu," kata Khoiri, salah satu pedagang burung yang masih eksis berjualan.
Dirinya menilai, tutupnya puluhan kios itu karena sepi pengunjung. Padahal tahun-tahun sebelumnya masih ramai pembeli.
"Kalau dulu saya sehari bisa jual 9-13 ekor burung. Omset bersih rata-rata bisa 200-500 ribu per hari. Sekarang jual satu burung saja susah. Kadang malah nggak dapat pembeli sama sekali," ujarnya.
Menurutnya, sepinya jumlah pembeli tersebut diakibatkan karena penurunan daya beli masyarakat.
Pria 39 tahun tersebut menambahkan, banyak pedagang kini lebih memilih memanfaatkan uangnya untuk membeli bahan pokok daripada dibuat untuk kulakan burung untuk dijual. Apalagi harga burung yang dibeli dari tengkulak sekarang sedang naik 50 persen.
"Mungkin karena menurunnya ekonomi masyarakat sekarang. Akhirnya karena penjualan semakin turun, para pedagang burung di sini memilih tutup kios," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Deni Saputra, salah seorang pedagang Pasar Burung Lamongan yang masih eksis berjualan. Dirinya mengatakan, sepinya pengunjung itu terjadi sejak beberapa bulan belakangan.
"Sepi, tahun ini beda dengan tahun-tahun lalu yang selalu ramai. Nggak tau lagi harus berbuat apa. Hanya berharap ramai saja seperti dulu," tutur pria asal desa Turi Lamongan tersebut.
Burung-burung yang kini dijual bermacam-macam, umumnya seperti Love Bird, Kenari, Cucak Ijo, Parkit, Gelatik, Perkutut, Hingga Cendet dan lain-lain.
Mereka pun berharap, Pemkab peduli dengan nasib pedagang di Pasar Burung Lamongan. Dan juga gencar mengadakan kegiatan, sehingga bisa menarik dan meningkatkan kembali jumlah pengunjung serta meningkatkan omset pedagang yang terancam kolaps.
"Kami sangat berharap pengunjung bisa kembali ramai, sehingga perekonomian pedagang terselamatkan, apalagi dari kami (para pedagang burung) sudah banyak yang gulung tikar," tandasnya.