Pasangan yang Berhasil Melakukan Bayi Tabung, Bertemu dalam Reuni
Pasangan suami istri Rachmad Wagejanto dan Nurhayati Sofia mendapatkan keberkahan pada 2011 lalu. Saat itu buah hati yang dinantikan berhasil diperoleh lewat proses bayi tabung.
Rachmad Wagejanto menceritakan, ia dan sang istri sudah menunggu hingga 12 tahun, sebelum akhirnya dikaruniai dua anak kembar. Dua anak kembarnya kini berjenis kelamin perempuan kini berusia delapan tahun.
"Dari mulai pengobatan alternatif sampai ke berapa dokter. Akhirnya di tahun 2011 bertemu dengan Hendi Hertanto di Garaha Amerta. Dia yang membantu saya melakukan program bayi tabung," ungkap Rachmad Wagejanto ditemui di Hotel Novotel Samator.
Uniknya untuk mengapreasi dokter yang sudah membantunya, Rachmad Wagejanto menamakan, salah satu anak kembarnya Hendita Dhian Khairani yang diambil dari nama sang dokter.
Untuk biaya bayi tabung sendiri, Rachmad Wagejanto saat itu mengaku menghabiskan sekitar Rp45 juta.
Kisah mereka adalah salah satu cerita dari 60 pasangan yang hadir dalam 'Temu Alumni Klinik Fertilitas Graha Amerta dan Tiara Citra, Minggu, 16 Februari 2020.
Sementara Relly Y. Primariawan, dr.SpOG (K) Kepala Klinik Fertilitas Graha Amerta mengatakan, keluarga yang hadir merupakan keluarga yang berhasil mendapatkan momongan dari proses bayi tabung.
"Mereka yang hadir adalah mereka yang berhasil melaksanakan teknologi berbantu inseminasi maupun bayi tabung," kata Relly biasa ia disapa.
Relly mengatakan, ada sekitar 100 bayi lebih dari 60 pasangan yang hadir. Sebab satu pasangan bisa mendapatkan dua sampai tiga anak secara langsung.
Menurutnya, saat ini setiap tahunnya ada 200 sirkulasi yang berhasil dilaksanakan."Per tahunnya mungkin 200 siklus yang berhasil dilakukan. 200 siklus bukan berarti 200 pasangan, karena satu pasangan mungkin bisa melakukan lebih dari satu siklus untuk berhasil," terangnya.
Ia berharap, apa yang dilakukan dalam acara ini bisa menjadi binding emosional, tentang apa yang mereka perjuangkan serta tentang anugrah yang saat ini mereka miliki, yakni anak.
"Dengan seperti mereka bisa saling cerita dan bertukar pengalaman masing-masing tentang anak mereka," paparnya.
Advertisement