Pasangan Dimas Anggara dan Nadine Chandrawinata Masih Rahasiakan Soal Beda Agama
Tepatnya pada 5 Mei 2018, Dimas Anggara dan Nadine Chandrawinata melangsungkan pernikahan di biara Paro Taktsang atau Tiger’s Nest, Bhutan.
Pasangan ini selanjutnya menggelar resepsi pernikahan di Anema Resorts Gili Lombok, NTB pada 7 Juli lalu. Satu minggu kemudian, Dimas dan Nadine kembali menggelar pesta kedua di Marina Batavia, Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Minggu 15 Juli.
Pasangan yang tengah berbahagia itu pun berbagi cerita tentang prosesi nikah yang mereka lakukan di Bhutan. Kabaranya, pasangan ini sengaja terbang ke Nepal lantaran terganjal perbedaan agama.
Seolah ingin menyembunyikan masalah beda agama, Dimas mengaku menikah di Bhutan lantaran negara tersebut merupakan tempat terbaik dan terbuka. Di sana semua orang bisa bahagia menurutnya.
“Seru sih, prosesinya seru. Kita milih di sana karena bisa dibilang the best place in the world, bisa bikin semua orang bahagia,” cerita Dimas.
“Kita yakin dengan melakukan di sana, kebahagiaan itu milik kita dan kita pengen jika sesuatu dilakukan secara sederhana dan kita pengen yang terbuka jadi kita pilih di sana,” lanjut Dimas.
“Ya karena kebetulan yang menyediakan tempat terbuka, dan terus kita mau terbuka kita pilih tempat terbuka, kita juga belum pernah ke sana. Karena dia terbuka aja sih,” kata Dimas lagi.
Nadine pun mengatakan negara yang berada di Asia Selatan itu sangat indah. Terlebih dirinya sangat ingin menggelar pernikahan dengan proses yang sangat sakral.
Apalagi di sana, tidak ada kamera ponsel yang menyorot mereka selama pernikahan. Dengan begitu, Dimas dan Nadine sangat menikmati waktu dan kebersamaan dengan keluarga di hari penting dan bersejarah untuk kisah cinta mereka.
“Sebenarnya banyak tempat indah sih di bumi ini ya, dan memang benar kita mencari tempat yang terbuka, yang lebih kita kejar adalah pada saat ada acara yang bisa dibilang intimate yang sakral, kita kurang nyaman dengan handphone di depan yang suka moto-motoin. Jadi kita berfikir bagaimana caranya pada saat acara sakral ini, kita juga tidak terkecoh dengan yang pada megang handphone, tamu juga kebetulan adalah keluarga aja, dan kita fokus dengan acara ini,” tutur Putri Indonesia tahun 2005 itu.
“Tiap menit itu benar-benar memiliki momen indah, dan bukan buat kita aja, tapi bagi yang datang juga menyentuh. Itu kenapa kesakralan itu yang kita angkat,” pungkas Nadine.
Advertisement