Pasang Jargas PGN Lagi Karena Terbukti Hemat
Pasangan pengusaha sol dalam sandal asal Prajurit Kulon Kota Mojokerto, Suwanto dan Suci Rahayu membuktikan sendiri keandalan jaringan gas (jargas) PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN). Maka itu, setelah setahun lalu menjadi pelanggan rumah tangga (PRT) 1 dengan batas terendahnya Rp 4.250 per meter kubik, ia kembali mengajukan ke BPH Migas melalui PGN untuk menjadi pelangan PRT kelas 2 (dengan tarif Rp 6000 per meter kubiknya) untuk industri sol dalam sandal miliknya, Sabtu 12 Oktober 2019.
“Kalau kemarin untuk kebutuhan masak sehari-hari, yang ini untuk usaha saya. Enak kalau pakai jargas, gas stabil, beda dengan gas tabung yang tiba-tiba tekanannya menurun saat gasnya mau habis,” terang Suwanto.
Dengan tekanan yang lebih stabil, Suwanto tak lagi perlu berulang kali memanasi oven layaknya ketika masih menggunakan gas LPG 3 kilogram. Maklum, ketika masih memakai gas LPG melon, ia harus memanaskan oven sebanyak tiga kali dalam sekali produksi.
“Memanaskan oven itu butuh waktu 10 menit. Kalau tiga kali, berarti 30 menit. Itu belum termasuk waktu yang terbuang untuk beli LPG. Padahal, dalam setengah jam itu kita bisa produksi 15-20 kodi. Saya pernah coba pakai kompor yang menggunakan sambungan jargas untuk PRT 1, ternyata jauh lebih efektif dan efisien,” terangnya.
Namun karena tekanannya lebih kecil dari yang dibutuhkan, untuk dua kompor oven, Suwanto memutuskan untuk mengajukan pemasangan jargas PRT 2 dengan tekanan yang lebih besar.
Berdasarkan pengalaman, Suwanto pun yakin, dengan jargas PRT2 produksinya akan lebih maksimal. Ia juga bisa menghemat waktu karena tak perlu menunggu pasokan gas LPG tabung saat kehabisan.
“Kalau pakai LPG, saya sering sampai pesan ke penjual. Tapi begitu saya ambil, stoknya tidak sesuai kebutuhan saya, jadi harus cari ke tempat lain. Sangat mengganggu produksi kami. Dan syukur, sekarang saya tidak perlu lagi susah-susah bawa tabung LPG karena terus teraliri gas,” ucapnya.