Partai yang Tidak Punya Modal Akan Kedodoran di Tengah Jalan
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memprediksi ada beberapa partai yang kedodoran menjelang pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan legislatif (pileg).
Partai yang diibaratkan bondo nekat, tidak punya uang yang cukup, kemungkinan tidak sanggup berkompetisi di pemilihan umum (pemilu) pada April 2019. Partai yang tidak punya modal dan calon legislatif (caleg) yang jempolan, akan terkubur dengan sendirinya.
Pasca pemilu nanti, dikatakan hanya tinggal papan nama, karena tidak punya suara yang cukup untuk menembus gedung parlemen di Senayan. Sebab, syarat supaya bisa lolos ke Senayan, minimal harus memperoleh empat persen dari jumlah kursi di DPR.
"Tapi tidak elok kalau saya sebut partai-partai yang akan kandas di tengah jalan," kata Muhaimin saat dihubungi ngopibareng.id Senin 19 Nopember 2018.
PKB sebagai partai koalisi pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor satu, Jokowi-Ma'ruf, optimis akan melewati masa sulit tersebut dan berhasil menguasai kursi DPR RI. Minimal separuhnya.
Yang menjadi persoalan partai dalam menghadapi pemilu serentak antara pilpres dan pileg, mana yang harus diprioritaskan, sehingga dilematis, ibarat makan buah simalakama. All out memenangkan Jokowi, khawatir calegnya kedodoran.
"Sebaliknya kalau fokus memenangkan caleg PKB supaya bisa menguasai kursi DPR RI, khawatir dianggap mendukung Jokowi setengah hati karena tidak rajin mengkampanyekan Pak Jokowi," kata Cak Imin panggilan akrab Muhaimin.
Partai koalisi lainnya juga merasakannya, tapi tidak berani berteriak. Dan ini sebuah konsekuensi dari pilpres dan pileg diselenggarakan dalam waktu yang sama, kata Muhaimin Iskandar.
Priyo Budi Santosa, anggota Dewan Pertimbangan Partai Berkarya pimpinan Tomy Soeharto, tidak sependapat kalau predikat partai bondo nekat itu ditujukan kepada partai baru lahir. Partai Berkarya lolos verifikasi sejak awal, bukan hasil gugatan di Bawaslu. "Dengan sepenuh hati mendukung Prabowo-Sandiaga Uno," kata mantan pentolan Golkar tersebut.
Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Hetiyanto, mengatakan partai koalisi tidak bisa menghindar. "Semuanya akan mengalami seperti PKB, cuma dibatin saja karena sungkan dengan capres dan cawapres yang didukung," kata Gun Gun Heriyanto.
Di mata Gun Gun, caleg dari koalisi capres mana saja, pasti akan mengutamakan dirinya sendiri, baru calon presiden. Kalau dulu caleg berdasarkan nomor urut masih enak bisa "mbonceng" orang lain. Dengan sisten perolehan suara , setiap caleg harus bekerja keras. Sehingga muncul jok di kalangan caleg "Buat apa jadi kayu bakar kalau hanya untuk memasak nasi orang lain," kata Gun Gun. (asm)
Advertisement