Pariwisata Indonesia Digenjot Supaya Lampaui Negara Tetangga
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) untuk membahas upaya peningkatan indeks daya saing pariwisata. Ratas digelar di kantor presiden, Jakarta, pada Senin, 17 Juli 2020, juga membahas dampak wabah virus korona terhadap pariwisata.
"Peningkatan peringkat pariwisata Indonesia akan dihitung, kemudian kita putuskan mengenai stimulus pada dunia pariwisata karena masalah corona," kata Jokowi.
Menurut presiden, peringkat daya saing pariwisata Indonesia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index dari tahun ke tahun memang semakin baik. Tercatat, pada 2015 Indonesia berada pada peringkat 50. Posisi Indonesia kemudian naik ke peringkat 42 pada 2017. Dua tahun kemudian, posisi naik ke peringkat 40.
Meski demikian, peringkat Indonesia tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Presiden meminta hal tersebut dijadikan catatan untuk perbaikan peringkat Indonesia ke depannya.
"Singapura berada di peringkat 17, Malaysia 29, dan Thailand 31. Saya kira ini menjadi catatan kita untuk memperbaiki dari 4 subindeks dan 14 pilar yang menjadi tolok ukur indeks daya saing pariwisata dunia," ujar Jokowi.
Sebenarnya, lanjut Jokowi, Indonesia memiliki lima keunggulan dibandingkan negara lain, yaitu yang berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, serta daya tarik budaya, dan kunjungan bisnis.
"Kita masih lemah dalam lima pilar lainnya yaitu, di bidang lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, ini yang dalam pembenahan terus, kemudian keamanan, kemudian yang juga masih kurang di kesiapan teknologi informasi," beber Jokowi.
Hal itu, menurut Jokowi, akan dijadikan catatan dalam bekerja ke depan dengan target-target yang terukur dan jelas.
Kepala negara juga membahas mengenai upaya pemerintah untuk pemberian diskon atau insentif, baik untuk wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).
"Diskon atau insentif bagi wisman yaitu 30 persen dari tarif riil. Tapi ini belum diputuskan. Mungkin kita beri waktu selama 3 bulan ke depan, untuk destinasi-destinasi yang nanti juga akan kita putuskan," jelasnya.
Diskon untuk wisatawan domestik mungkin akan diberikan diskon, atau bisa saja diskon itu diberikan ke biro travel.
"Biro travel nusakbta diberi diskon yang lebih, sehingga betul-betul menggairahkan dunia wisata kita karena memang sekarang baru ada masalah karena virus corona," ungkap Jokowi.