Pariwisata Bali dari Sektor Laut Tumbuh 28 Persen
Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dari jalur laut, tumbuh 28 persen di awal tahun 2018.
Jumlah itu diprediksi akan terus naik. Sebab, sudah ada 13 cruise atau kapal pesiar yang siap sandar sepanjang Maret ini.
Dari Januari hingga Februari 2018, tercatat 21.600 wisatawan telah berkunjung ke Bali. Jumlah tersebut tumbuh 28 persen dari 2017. Atau pada rentang bulan yang sama. Menariknya, jumlah 21.600 wisatawan itu di luar kru kapal.
Menurut General Manajer Pelindo III Cabang Benoa, I Wayan Eka Saputra, pertumbuhan wisatawan positif.
“Kunjungan kapal pesiar asing menunjukan trend positif. Banyaknya kapal yang datang berimbas pada jumlah kunjungan wisatawannya. Pertumbuhan penumpang yang juga wisman 28 persen di tahun ini hingga Februari itu sangat bagus. Artinya, mereka percaya dan yakin dengan kondisi Bali yang kondusif,” kata Eka Saputra.
Sejak Januari 2018 hingga awal Maret, sudah ada 22 cruise yang masuk ke Pelabuhan Benoa. Dari jumlah itu, sebanyak 6 kapal berlabuh lalu sisanya bersandar di dermaga timur.
Ada juga kapal yang memilih turn around (menaikan dan menurunkan penumpang). Kebijakan turn around tersebut dilakukan kapal pesiar MV Azamara Journey, Januari lalu.
Mayoritas kapal yang masuk ke Palebuhan Benoa berbendera Bahama, Malta, dan United Kingdom. Rata-rata cruise ini memiliki durasi waktu berlabuh dan bersandar selama 24 jam.
Luangnya waktu, dimanfaatkan wisatawan untuk jalan-jalan. Mereka pun memiliki 5 spot favorit selama di Bali. Ada Kuta, Canggu, Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua.
“Kapal-kapal yang bersandar di Bali itu sangat mewah. Kedatangan mereka membawa pengaruh positif bagi perekonomian Bali. Semua lini dalam industri pariwisata ikut merasakan pengaruhnya,” ujarnya.
Awal Maret, tepatnya Senin (5/3), kapal Norwegian Jewel yang berbendera Bahama berkunjung. Mereka melakukan exchange plague sebagai tanda kunjungan perdana di Pelabuhan Benoa.
Kapal ini membawa 1.500 wisatawan. Mereka rencananya kembali lagi pada bulan November nanti. Usai berlayar dari Alaska, Amerika serikat.
“Tambahan jumlah 1.500 wisatawan sangat berpengaruh. Bulan ini akan semakin banyak kapal yang masuk,” ujar Eka.
Dijelaskannya, total wisman yang akan masuk Maret ini diperkirakan lebih dari 10 ribu orang. Jumlah itu dari 13 kapal pesiar yang diagendakan akan bersandar sepanjang Maret ini.
“Bulan Maret ini diperkirakan akan semakin ramai saja. Sebab, sudah ada 13 kapal yang siap datang. Kami harap ini bisa menjadi kabar bagus bagi pariwisata Bali. Artinya industri pariwisata Bali semakin tumbuh kondusif,” tuturnya lagi.
Eka Saputra menambahkan, Pelabuhan Benoa menargetkan layanan 80 call kapal pesiar dari berbagai negara. Menurutnya, bila pengembangan Pelabuhan Benoa selesai, maka pelayanan bagi kapal-kapal pesiar yang datang akan lebih maksimal.
Sejak awal Januari lalu, Pelabuhan Benoa terus di-upgrade. Tujuannya agar kapal ukuran 340 meter bisa masuk. Kapasitas terminal dinaikan hingga bisa melayani 4.000 penumpang.
“Progress pengembangan positif. Kami juga harus memberi pelayanan terbaik untuk Annual Meeting IMF-World Bank,” tegasnya.
Dengan maksimalnya fungsi Pelabuhan Benoa bisa menopang Bandara Ngurah Rai. Sebab, selama ini Bandara Ngurah Rai menjadi pintu utama kedatangan wisatawan. Pada 2017, ada 5.682.248 wisman masuk dari bandara dan jumlahnya naik 16,32% dari 2016.
Manteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, progress kunjungan wisatawan ke Bali di awal tahun sangat kompetitif.
“Jalur laut sangat penting sebagai pintu kedatangan wisman. Kalau jalur laut ini optimal, maka makin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung. Artinya, potensi pemenuhan terget tahun ini makin terbuka lebar,” pungkasnya. (*)