Paris Peace Forum Digelar, Begini Peran Yenny Wahid
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman (Yenny Wahid) tak bisa dilepas dari persoalan masyarakat. Aliran darah putri Presiden Abdurrahman Wahid (almarhum) ini, pun tak lepas dari denyut nadi persoalan politik di negeri ini.
Namun, yang menarik adalah sikapnya yang selalu disiplin. Seperti ketika Yenny Wahid bersedia membantu Presiden Joko Widodo memenangi Pilpres 2019. Ia langsung menyatakan pengunduran dirinya dari Wahid Foundation, lembaga nirlaba yang didirikannya.
"Mengapa saya sampai harus mundur dari Wahid Foundation atau Wahid Institute, yaitu untuk menjaga netralitas lembaga sendiri. Jadi anak-anak (pengurus yang lain) yang jalan. Saya nggak ikut lagi," kata Yenny Wahid, dalam keterangan pada ngopibareng.
Ia tak menjelaskan lebih lanjut soal langkah-langkah politiknya. Namun, dalam aktivitas di kancah internasional pun Yenny Wahid tak surut.
"Selain itu, Yenny pun dinilai mampu bekerja mempromosikan perdamaian hingga akar rumput, pemberdayaan perempuan termarjinalisasi, serta pikirannya yang tercurahkan untuk Wahid Foundation."
Tersiar kabar, Yenny Wahid menjadi Komite Pengarah Paris Peace Forum. Ia menjadi satu-satunya tokoh dari Asia Tenggara yang jadi bagian dari 15 anggota Steering Committee Paris Peace Forum.
Selain Yenny Wahid, dari kawasan Asia tercatat ada lima sosok. Mereka adalah Trisha Shetty dari India yang terpilih sebagai wakil presiden Steering Committee, Rouba Mhaissen dari Libanon, Haifa Dia Al-Attia dari Yordania, dan Huiyao serta Zhimin Chen dari China.
Forum Perdamaian Paris (Paris Peace Forum), adalah forum tingkat dunia itu mulai digelar hari ini, Minggu 11 November 2018 hingga tiga hari ke depan di ibu kota Prancis, Paris.
Paris Peace Forum, pertemuan tersebut digagas dengan alasan sederhana: Kerja sama internasional sebagai kunci untuk memastikan perdamaian dunia.
Steering Committee sendiri terdiri atas 15 pakar dari seluruh dunia yang dipilih komite eksekutif forum.
Steering Committee ini dipimpin Pascal Lamy dan Trisha Shetty. Tugas mereka adalah memberikan masukan kepada Komite Eksekutif untuk membawa arah apa yang dibicarakan dan dinegosiasikan dalam Paris Peace Forum.
"Steering Committee ini adalah otak terpercaya dari forum. Ini terdiri atas individu-individu dengan pengalaman yang terbukti dalam isu-isu internasional," ujar Lamy dikutip dari situs resmi Paris Peace Forum.
Dalam keterangannya, Yenny dipilih karena aktivitas dan pengaruhnya bersama Nahdlatul Ulama, organisasi Islam dengan keanggotaan mencapai 80 juta jiwa.
Selain itu, Yenny pun dinilai mampu bekerja mempromosikan perdamaian hingga akar rumput, pemberdayaan perempuan termarjinalisasi, serta pikirannya yang tercurahkan untuk Wahid Foundation.
Yenny adalah satu-satunya anggota Steering Committee Paris Peace Forum dari kawasan Asia Tenggara. (adi)
Advertisement