Paralimpiade Tokyo Dimulai, Ini Pesan Dubes Heri kepada Atlet
Paralimpiade Tokyo 2020 resmi dimulai melalui upacara pembukaan di Stadion Nasional Jepang pada Selasa, 24 Agustus 2021. Upacara dengan konsep "We Have Wingsā€¯ ini dilakukan tanpa penonton.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi yang menyaksikan upacara dari Wisma Duta berpesan kepada seluruh atlet dan ofisial agar menjaga protokol kesehatan dan bertanding secara sportif.
"Kepada para atlet, jaga nama baik bangsa dan negara Indonesia dengan bertanding dengan sportif dan semaksimal mungkin. Jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan yang berlaku serta taati seluruh aturan, baik di dalam maupun di luar arena pertandingan," ujar Dubes Heri.
"KBRI Tokyo senantiasa siap membantu mendukung dan memfasilitasi kebutuhan para atlet dan ofisial. Ini adalah komitmen kami sebagaimana yang sudah kami lakukan saat Olimpiade Tokyo," katanya.
Sebanyak 4.400 atlet dari 160 negara berpartisipasi pada Paralimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 24 Agustus hingga 5 September mendatang. Mereka akan memperebutkan 539 medali dari 22 cabang olahraga.
Kontingen Indonesia beranggotakan 60 orang yang terdiri dari 23 atlet, 13 pelatih, dan 24 ofisial.
Upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 dibuka secara resmi oleh Kaisar Jepang Naruhito dengan didampingi Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Defile Tim Merah Putih
Acara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 dimeriahkan pula dengan defile perwakilan masing-masing negara peserta.
Jaenal Aripin atlet para atletik nomor sprint kursi roda dan Hanik Puji Astuti yang turun pada cabang olahraga para menembak menjadi pembawa Bendera Merah Putih pada acara defile. Mereka didampingi Purwo Adi Sanyoto dan Ajeng Widha Paramitha.
Atlet lain yang mengikuti defile adalah Saptoyogo Purnomo, Setiyo Budihartanto, Karisma Evi Tiarani, Famini, Putri Aulia, Elvin Elhudia Sesa, dan Bolo Triyanto.
Para atlet ini berjalan beriringan dengan Deputi CdM Kontingen Indonesia Naek Parulian Washington serta Wakil Sekjen NPC Rima Ferdianto.
Para peserta defile menggunakan baju adat kreasi desainer asal Solo Rory Wardana Poesponingrat yang menggabungkan unsur Papua, Bali, Sumatera, dan Kalimantan.