Parade 1000 Mandau Serunya Festival Mahakam
Keseruan Festival Mahakam makin lengkap. Minggu 4 November, digelar Parade 1000 Mandau. Parade budaya ini disambut sangat antusias masyarakat.
Parade 1000 Mandau mengambil start di Taman Samarendah Kota Samarinda. Kemudian melalui sejumlah jalan protokol.
Mulai dari jalan Awang Long hingga Jalan Gajah Mada. Lokasi terakhir parade adalah Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Menurut Kabid Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata Kota Samarinda, Agnes Gering Belawing, parade diikuti 1200 peserta. Mereka datang dari segala penjuru Kalimantan.
"Kita menargetkan 1000 peserta. Tetapi, yang mendaftar 1200 orang. Selain itu, event ini juga diikuti oleh 23 tim marching band yang berasal dari sekolah-sekolah di Samarinda. Ditambah dengan 20 perguruan pencak silat, kesenian reog, tim barongsai dan paguyuban orang maluku di Samarinda, jadi ada sekitar 5 sampai 6 ribu peserta yang mengikuti parade ini," paparnya.
Pawai budaya diawali dengan perwakilan dari Spanyol. Disusul dengan penampilan drumband, barongsai, dan barisan perguruan pencak silat. Dibelakangnya, tampil kostum kreasi etnik karnaval. Dilanjutkan sekitar 1000 orang dayak yang berpakaian adat dengan membawa mandau.
Sesekali, peserta menampilkan atraksi. Seperti tarian tradisional khas Dayak, barongsai, reog yang menjadikan parade ini begitu sangat meriah.
Parade 1000 Mandau ini juga menampilkan prosesi ritual adat Mandau di panggung utama. Prosesi ditampilkan dihadapan Walikota Kota Samarinda dan para undangan. Dari mandau yang terpanjang, terbesar maupun mandau kecil di letakan berbaris. Prosesi ritual di pimpin oleh ketua adat dayak.
“Animo masyarakat dayak dari berbagai kabupaten maupun kota begitu tinggi. Mereka senang dan bangga dengan kegiatan ini. Mereka merasa mendapatkan wadah untuk mengangkat budaya mandau. Mereka datang secara sukarela dengan biaya sendiri," kata Agnes.
Suasana makin heboh saat mandau terpanjang dan mandau terbesar ditampilkan. Mandau ini dibawa oleh beberapa orang dayak yang diirini dengan tarian perang. Penampilan mereka membuat warga berdecak kagum. Penonton tak henti-hentinya bersorak dan memberi tepukan gemuruh atas atraksi mereka.
"Selain promosi budaya, kita juga ingin mengedukasi dan mengenalkan mandau. Sekaligus, melestarikan budaya. Karena, mandau adalah pusaka Suku Dayak yang menjadi jati diri dan ciri khas Kalimantan. Baik dari sejarahnya, ritual, dan dari kaitan kehidupan orang dayak itu sendiri. Mandau juga sudah mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," pungkas Agnes.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan apresiasi kepada Festival Mahakam yang mampu menampilkan kebudayaan Dayak dengan luar biasa.
“Budaya itu semakin dilestarikan akan semakin tinggi valuenya. Dan akan lebih menghasilkan. Kita harus mendukung event-event budaya seperti ini. Karena inilah kekuatan Indonesia. Kebudayaan inilah yang kita kenalkan ke mancanegara,” katanya. (*)