Para Petani pun Berjihad, PBNU: Untuk Kurangi Persoalan Pangan
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Marsudi Syuhud menyatakan, bertani termasuk jihad karena untuk mengurangi persoalan pangan. Banyak negara yang kekurangan lahan dalam menanam pertanian untuk memenuhi pangan penduduknya, sehingga melirik Indonesia karena dinilai memiliki lahan yang luas.
"Jihad dalam pertanian itu dalam Fathul Mu'in adalah termasuk daf'u dararin ma'sumin, (yaitu) mengurangi problem-problem persoalan dari pertanian," kata Marsudi, dikutip ngopibareng.id, Kamis 4 April 2019.
Menurut Marsudi, banyak negara yang kekurangan lahan dalam menanam pertanian untuk memenuhi pangan penduduknya, sehingga melirik Indonesia karena dinilai memiliki lahan yang luas. Beberapa negara tersebut di antaranya Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi.
"Jihad dalam pertanian itu dalam Fathul Mu'in adalah termasuk daf'u dararin ma'sumin, (yaitu) mengurangi problem-problem persoalan dari pertanian," kata Marsudi Syuhud.
"Indonesia masih banyak lahan yang belum digarap, sehingga banyak negara yang pada datang ke sini (Indonesia)," ucapnya.
Sebelumnya, Marsudi Syuhud hadir dalam Rakernas Lembaga Pengembangan Pertanian PBNU di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Senin malam lalu. Lebih lanjut ia mengatakan, upaya mengurangi persoalan pertanian dapat dibagi dua. Pertama praktisi lapangan.
Untuk yang pertama, menurutnya, sebaiknya dilakukan oleh pengurus LPP NU di daerah untuk menjawab kebutuhan dunia dalam hal pertanian dengan acara bekerja sama dengan pemodal.
"Itu LPP yang di daerah harus menjawab kebutuhan dunia itu apa yang lagi in, lagi bagus ekonominya karena itu akan mengangkat (perekonomian)," kata Marsudi Syuhud.
Namun kalau LPP di daerah tidak mampu, sambungnya, maka harus dilakukan oleh LPP PBNU dengan cara mendorong pemerintah agar membuka lahan baru.
"Pemerintah harus membuat kebijakan dengan membuka lahan baru kemudian kita ikut memanejnya, memanej produk apa yang utama," ujarnya. (adi)
Advertisement