Para Penantang Sandiaga Uno
Hasil hitung cepat Pilpres 2019 usai. Tapi pertempuran di kubu presiden terpilih Pak Joko Widodo (Jokowi) dan KH Maruf Amin menghangat. Pokok soal sederhana.
Siapa jagoan penantang Sandiaga Uno di Pilpres 2024?
Pemantiknya, mantan Presiden Megawati sudah mengelar jumpa pers di pada Rabu, 17 April lalu. Mengomentari hasil pilpres di Kebagusan, rumah pribadinya. Yang menarik, Ibu Mega didampingi dua anaknya: Puan Maharani di sisi kanan dan Mohammad Prananda di sisi kiri.
Ada pesan tersirat dari Ibu Mega yang dikirim. Itulah dua jagoan mudanya yang sudah disiapkan. Mbak Puan sudah aktif sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Tinggal dikerek populatitasnya, agar 2024 siap berperang. Mas Prananda, jadi ban serep.
Tentu bagi para penumpang gerbong lainnya, mereka harus cepat bergerak. Berebut, untuk mendapatkan posisi di kabinet. Agar selalu dalam liputan media sehingga popularitas tetap terjaga.
Di kubu partai Islam tinggal dua nama. Mbak Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Cak Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Keduanya adalah sparing partner dalam memperebutkan PKB, pasca ditinggal Gus Dur.
Sebenarnya, dulu ada nama lainnya. Mas Romahurmuzy, alias Romy, mantan Ketua Umum PPP. Namun, setelah dicokok KPK, namanya sudah tak masuk hitungan lagi.
Persiapan 2024 itu pulalah yang membuat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat gamang. Walau akhirnya memilih berkoalisi dengan Pak Prabowo. Kini, dia harus menemukan cara baru. Agar Mas Agus Harimurti Yudhoyono bisa masuk kabinet.
Perebutan posisi di koalisi Pak Jokowi ini akan sangat menarik dicermati. Namun, perlu diingat, masih ada Pak Jusuf Kalla (JK). Tokoh senior yang sarannya masih didengar Pak Jokowi. Maklum, bagi sebagian kalangan, Pak JK adalah jalan keluar bila ada masalah.
Sebenarnya, dulu ada nama lainnya. Mas Romahurmuzy, alias Romy, mantan Ketua Umum PPP. Namun, setelah dicokok KPK, namanya sudah tak masuk hitungan lagi.
Acapkali, solusi yang ditawarkannya adalah pemecah kebuntuan. Jadi bagi yang masih ada syahwat politik di 2024, merapat pulalah ke Pak JK. Agar dapat kepercayaan, sehingga namanya bisa diterima Pak Jokowi.
Kembali ke Mas Sandi. Pasti, masih ada kesedihannya karena kalah. Wajar sekali. Tapi dia bisa belajar dari Pak Prabowo untuk mengelolanya.
Lantas mengumpulkan modal uang lagi. Untuk maju di pilpres 2024. Partai Gerindra kemungkinan besar akan mencalonkan Mas Sandi.
Karena tak ada tokoh lain yang dibesarkan oleh Pak Prabowo melebihi Mas Sandi. Bahkan dari keluarga terdekatnya pun. Karena, semua pasti mengamini, pengorbanan Mas Sandi membesarkan Partai Gerindra terhitung besar sekali.
Saat diperintah Pak Prabowo maju dipertarungan Pilgub DKI, dia menghabiskan Rp 108 milliar. Untuk pilpres kali ini, dia habis uang lebih banyak lagi. Lebih dari Rp 633 Miliar, hasil jualan saham PT Saratoga.
Mas Sandi kemungkinan besar akan kembali berpasangan dengan Gubernur Anies Baswedan. Lantas siapa calon presidennya? Karena keduanya rasional, pasti akan menunjuk lembaga survey yang kredibel. Mensigi, siapa yang lebih populer.
Uang sebesar itu, nilainya lebih dari sepertiga APBD 2019 di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Artinya uang sebesar itu bisa menghidupi 235.588 warga kabupaten di Pantura ini selama setahun.
Mas Sandi kemungkinan besar akan kembali berpasangan dengan Gubernur Anies Baswedan. Lantas siapa calon presidennya? Karena keduanya rasional, pasti akan menunjuk lembaga survey yang kredibel. Mensigi, siapa yang lebih populer.
Dulu, Mas Sandi rela jadi wakil gubernur karena kalah populer. Sudah lebih dari 5 bulan keliling Jakarta, tapi ratingnya mentok di 15 persen. Sedangkan Mas Anies yang baru dicopot dari Mendikbud popularitasnya jauh di atasnya. Jadi saat menjelang 2024, siapa yang terpopuler, dia yang jadi kandidat calon presiden.
Tentu saja, kekalahan Pak Prabowo dan Mas Sandi ini, memberikan “berkah” buat Gubernur Anies. Peluangnya meraih kursi pemimpin tertinggi negeri ini, makin terbuka lebar.
Jadi penasaran saja, saat Pilpres kemarin, Gubernur Anies nyoblos Pak Jokowi atau Pak Prabowo ya?
*) Ajar Edi, Kolumnis Ngopibareng.id