Pandemi Corona Para Buruh Tak Gelar Aksi May Day ke Jalan
Para buruh Jawa Timur (Jatim) tidak menggelar aksi turun ke jalan, pada peringatan May Day, pada 1 Mei 2020. Menurut mereka, banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika mengumpulkan massa ditengah pandemi corona atau Covid-19.
Sekjen Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI), Fatkhul Khoir mengatakan, sejatinya mereka mempunyai keinginan untuk turun ke jalan hari ini. Namun, rencana itu dibatalkan.
“Yah sebenarnya pengen turun ke jalan, cuma karena situasi Covid-19, jadi mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, rentan penyebaran virus kalau kami kumpulkan massa yang besar,” kata Fatkhul saat dikonfirmasi Ngopibareng.id, Jumat, 1 Mei 2020.
Selain itu, Fatkhul mengungkapkan, anjuran pemerintah untuk selalu menjaga jarak dengan orang lain susah diterapkan saat demo. Sebab, saat melakukan aksi demo para buruh kerap diminta untuk merapatkan barisan.
“Susah juga kalau turun ke jalan dengan model social distancing dan physical distancing, terus menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) lengkap dan lain sebagainya itu,” ujar Fatkhul.
Oleh karena itu, para buruh yang juga sempat menolak Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciker) tersebut, tidak mengadakan peringatan hari buruh sedunia di jalan. Sebagai gantinya, mereka mengirimkan surat aduan ke pemerintah pusat.
“Sebagai gantinya kami melakukan aksi demo dengan cara lain, terkait temuan pengaduan PHK selama pandemi corona,” ungkap Fatkhul.
Menurut dia, banyak karyawan yang tak mendapatkan haknya sebagai pegawai karena pandemi corona. Fakta yang dihimpun, lanjut Fatkhul, karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).
“Kami membuka posko pengaduan bagi pekerja yang terdampak Covid-19. Pengaduan yang masuk dari sektor makanan, ada beberapa perusahaan besar yang melakukan pemotongan upah secara sepihak,” tutupnya.