Papua Nugini Rusuh, Negara dalam Keadaan Darurat
Kerusuhan berupa penjarahan dan pembakaran toko terjadi di Port Moresby, Papua Nugini, sejak Rabu 10 Januari 2024. Kerusuhan kemudian merebak ke beberapa kota lainnya. Kerusuhan merenggut 16 nyawa, bertambah dari sebelumnya 15 orang.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape telah mendeklarasikan keadaan darurat (state of emergency) selama 14 hari untuk wilayah Port Moresby.
“Ada bukti kerusuhan terorganisasi yang terjadi,” ungkapnya, dalam konferensi pers, seraya menegaskan pemerintah berupaya menegakkan demokrasi dan supremasi hukum.
Sekitar 1.000 personel militer disiagakan untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut. Kerusuhan ini dipicu aksi mogok polisi dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka menuduh pemerintah memotong gaji karena menaikkan pajak.
Pemerintah membantah telah memungut pajak tambahan dari polisi dan PNS seraya menjelaskan ada kesalahan administrasi. Permasalahan ini dalam penyelidikan.
Antre BBM, Toko Mulai Buka
Dikutip dari laporan The Sydney Morning Herald, nampak warga mengantre panjang untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) atau bensin. Sementara itu, tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby.
Kota ini telah kembali ke kondisi normal baru pada Jumat pagi. Beberapa toko dan supermarket juga mulai buka setelah kerusuhan terjadi yang menyebabkan penjarahan.
KBRI Pantau Keselamatan WNI
KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian Papua Nugini untuk meningkatkan pelindungan dan keamanan bagi warga negara Indonesia (WNI).
“Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut,” jelas Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dikutip dari Antara, Jumat 12 Januari 2024.
Dia mengatakan KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan mengeluarkan imbauan agar selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, serta tetap tinggal di tempat tinggal masing-masing sekiranya tidak ada keperluan yang sangat mendesak.
“Segera hubungi Hotline KBRI jika memerlukan bantuan kedaruratan,” ujar Judha Nugraha.
Jumlah WNI di Papua Nugini yang terdata di KBRI sebanyak 1.317 orang.