Papa Ternyata juga Ngopi
Apa kabar kopi? Ah baik. Sehat kok. Lalu, apa kabar papa? Juga sedang sehat, juga sangat baik. Semoga itu karena kopi. Emm...justru beliau akan tidak sehat kalau belum ketemu kopi dan ngopi tentunya.
Ouw papa juga ngopi kah? Sudah lama terdeteksi ngopinya? Kopi apa yang biasa beliau minum? Robusta? Arabika? Atau suka yang berkarakter dari lahir seperti kopi exelsa dan liberika?
Satu lagi pertanyaan panjang, kalau ngopi suka diseduhin siapa? Barista keren atau penyeduh kopi biasa saja? Suka dibuatin barista yang perempuan atau maskulin? Suka kopi yang pakai mesin atau yang manual brewing sih?
Kalau ngopi suka duduk menyendiri atau selalu bawa teman? Atau malah bawa rombongan dalam jumlah buesar? Duduknya dimana? Di ruang vip atau yang AC biasa? Atau malah duduk di ruang yang bisa smoking? Biar bisa kongkow sembari merokok abis.
Kalau ngopi pakai gula nggak? Kalau nggak pakai gula pasti beliau dari jenis coffee lovers. Atau masih pakai gula? Gulanya khusus kali ya? Tropicana? Atau cukup pakai gula lokal yang warnanya kekuningan tapi muanis itu? Atau merk tertentu seperti Gulaku, misalnya?
Masih pakai jas atau baju kasual kalau lagi bertandang ngopi? Pernah nggak datang ke tempat ngopi hanya pakai celana kolor dengan kaos swan lengan pendek dengan sandal japit atau sandal hotel saja?
Atau barangkali selalu berpakaian suantai tetapi pakai topi diblesekne dalam-dalam agar wajah ketutup dan tak mudah dikenali? Tapi orang begitu terkenal mana mungkin tak dikenali meski pakai topi? Ah gak mungkin ah?
Satu lagi pertanyaan penutup ya, kalau usai ngopi, beliau biasa kasih tips ngak? Berapa tipsnya, pernah ngintip nggak? Atau jangan-jangan tipsnya kunci mobil ditaruh plus STNK dan BPKB-nya sekalian. Atau tipsnya berupa proyek barangkali? Misal, proyek pabrik biting barangkali.
Tahu biting? Biting itu bukan tiang anim lho ya. Kalau anim itu nama lain dari cagak listrik. Biting itu adalah, kalau Anda beli nasi pecel bungkus daun pisang masing-masing ujungnya dikunci dengan tusukan lidi runcing agar bungkusan tidak udar. Nah itulah biting? Apa begitu?
Sudah? Selesai pertanyaanya? Bertanya kok kayak kereta api begitu! Mengular saking panjangnya. Jawabnya bisa panjang tuh, sepanjang ular di dalam kepala Anda. Hati-hati juga dengan pertanyaan panjang seperti itu. Kepala bisa kena kethak dan mbendol segede bakpao kalau yang ditanya emosi.
Mbok ya, ketimbang bertanya sepanjang itu, daftar ikut kompetisi kenapa? Kompetisi di Wonosobo ini asyik dan banyak bangetnya. Kota kecil seperti itu namun mencoba bergairah dan hidup dalam tradisi kopi dan ngopi yang punya kelas. Asyik bukan? Daftarlah segera, dan nanti ketemu di ajang kompetisinya sekalian kujawab semua pertanyaan yang seperti kereta itu.