Pantau RS Darurat Lapangan Tembak, DPRD Surabaya Minta Hal Ini
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti meninjau kesiapan Pemerintah Kota Surabaya dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Reni mengecek gedung isolasi terpusat (isoter) di kawasan Lapangan Tembak Surabaya, pada Senin 14 Februari 2022.
Usai melakukan tinjauan, Reni menjelaskan fasilitas isoter tersebut memiliki 250 bed dari kapasitas maksimal 500 bed. Lokasi itu dulunya merupakan rumah sakit darurat ketika gelombang dua menyerang Surabaya. Kini diaktifkan kembali sebagai gedung isoter untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
Gedung isoter Lapangan Tembak akan mulai diisi jika daya tampung isoter Asrama Haji sudah penuh. Apalagi kini sudah mulai banyak warga Surabaya yang terpapar varian baru Covid-19 yakni varian omicron.
Reni menegaskan kesiapan dalam menghadapi gelombang III Covid-19 mesti jadi perhatian pemerintah agar krisis yang pernah terjadi pada Juni-Juli 2021 akibat merebaknya varian Delta tak terulang kembali. Terlebih, kata dia, varian baru Covid-19 Omicron memiliki tingkat penularan sangat cepat namun dengan gejala relatif lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Delta.
"Kita harus melihat tren angka konfirmasi. Sehingga cepat tanggap untuk menyiapkan fasilitas isoter semaksimal mungkin. Tahun lalu misalnya, Hotel Asrama Haji punya daya tampung hingga 800 bed sekarang hanya 440 bed. Mungkin bisa dikoordinasikan agar ruang yang dulu bisa dipakai kembali," jelas Reni.
Dalam agenda itu, Reni juga menjajal fasilitas di gedung isolasi terpusat Lapangan Tembak, di antaranya bed pasien. Ia pun melihat fasilitas layanan medis seperti laboratorium, ruang IGD, radiologi, farmasi, dan puluhan tenaga kesehatan yang siaga 24 jam.
Menurut Reni, lokasi isolasi terpusat sangat baik untuk tidak menimbulkan klaster keluarga dan tetangga. Ia berharap seluruh fasilitas yang telah disiapkan Pemerintah Kota Surabaya dan Walikota Eri Cahyadi dapat dimaksimalkan kembali.
"Kita punya laboratorium, nakes kita siap, puskesmas tersebar merata, dan semua elemen diminta untuk siap. Satgas Covid-19 Kampung Tangguh harus diaktifkan kembali. RT dan RW juga ternotifikasi jika ada warganya yang terkonfirmasi positif. Skema itu sudah ada tinggal direaktivasi untuk menanggulangi gelombang yang ada," papar Reni.
Ia menyatakan dirinya sebagai Pimpinan Dewan selalu memantau, mengawasi, dan mendorong Pemkot Surabaya untuk memaksimalkan upaya penanganan pandemi. Ia ingin warga Surabaya mendapatkan fasilitas yang terbaik.
Di samping itu, Reni mengapresiasi kerja keras Pemkot dalam melakukan upaya antisipatif terhadap ledakan kasus baru. Ia menyebut Surabaya sudah memiliki tata kelola penanganan yang baik dan telah teruji pada lonjakan kasus gelombang kedua. Saat ini masyarakat Surabaya sudah sadar dengan ketentuan isolasi, juga syarat untuk melakukan isolasi mandiri jika kondisinya memenuhi syarat.
"Kita jaga betul kondisi rumah sakit agar hanya diisi oleh pasien dengan gejala berat," ungkap Reni.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak panik dan terus melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan, selalu membiasakan diri dengan perilaku 5M serta bahagia dalam menghadapi varian terbaru.
"Perilaku 5M harus terus dibiasakan, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi," urai Reni.
Ia berdoa agar gelombang III Covid-19 tidak akan sampai mengganggu ekonomi Surabaya yang mulai kembali bangkit dari keterpurukan. Ia meminta kebijakan yang nantinya diambil Pemkot Surabaya tidak justru menyulitkan masyarakat.
"Kami juga mendorong pemkot agar jangan sampai sektor ekonomi mati. Apa pun situasinya kita siap menghadapi dengan adaptif, tenang, kolaboratif, dan tetap bahagia," cetus Reni.
Ia berpesan agar setiap orang yang terkonfirmasi positif harus memiliki tanggung jawab untuk tidak semakin menularkan kepada orang lain. Sebab, tingkat penularan akan mempengaruhi status Surabaya yang saat ini masuk dalam PPKM level 2. Jika level PPKM dinaikkan, Reni mengingatkan hal itu akan berdampak pada kebijakan pemerintah dan kesejahteraan warganya.
"Yang terkonfirmasi harus memiliki kesadaran dan bisa menjaga diri, harus melakukan isolasi agar tidak semakin menyebar ke banyak orang," pesan Reni.