Lomba Panjat Pinang di 17 Agustusan, Zaman Belanda Juga Digelar
Lomba panjat pinang yang kerap digelar di perayaan setiap 17 Agustusan-an, seperti mengingat sejarah masa lampau. Karena konon bahwa lomba memanjat pohon pinang dengan dilumuri pelican adalah peninggalan kolonial Belanda.
Dan dari tahun ke tahun hingga sekarang ini HUT ke-77 Kemerdekaa RI, lomba panjat pinang selalu tidak ketinggalan. Tak hanya di kota-kota besar, pun juga menyasar di desa-desa. Para pesertanya pun tak hanya orang dewasa yang pandai memanjat, anak kecilpun juga diberi kesempatan untuk ikut lomba ini.
Lomba panjat pinang adalah kerja tim. Karena tujuannya adalah, memanjat pohon pinang yang tingginya antara 5 hingga 7 meter. Hadiah yang diperebutkan digantung di pucuk pinangnya. Untuk meraih hadiah yang digantung-gantungkan itu, peserta yang berkelompok, harus bisa meraih hingga atas.
Tapi untuk bisa berada di atas bukan perkara mudah. Karena harus dilakukan peserta (biasanya anggota sekitar 5-6 orang) memanjat hingga ke puncak. Tapi, batang pinang itu, diperhalus dan dilumuri pelicin (biasanya minyak oli) sehingga kerap melorot dan terjatuh. Kerap terjatuh, bangun dan melorot inilah yang jadi daya tarik karena mengundang kelucuan.
Sejarah menyebutkan, dahulu panjat pinang pada zaman kolonial Belanda disebut de Klimast yang artinya memanjat tiang. Dan lomba panjat pinang biasanya digelar untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda, yaitu Wilhelmina setiap tanggal 31 Agustus. Ada juga lomba panjat pinang ini digelar ketika ada hajatan seperti pernikahan dan sejenisnya.
Muncul juga cerita bahwa lomba panjat pinang di zaman colonial Belanda ketika itu, hadiah yang digantungkan di pohon pinang adalah sembako. Beras dan sejenisnya. Sedangkan orang-orang Belanda ketika itu melihat dari bawah para pemanjat orang-orang pribumi yang hidup susah. Suasananya ada gelak tawa melihat orang berebut hadiah.
Faktanya, apapun itu latar belakang sejarahnya, bahwa lomba panjat pinang tetap ada. Pun juga terus turun temurun dan dilestarikan hingga sekarang ini. Karena jika diambil positifnya, panjat pinang ini, memunculkan semangat, juga motivasi para pesertanya.
Yaitu berjuang untuk naik ke atas, memanjat dengan sepenuh keahlian, tenaga hingga ke puncak merebut hadiah. Tentu saja semangat yang terbangun, adalah senafas dengan kegiatan 17 Agustusan-an, yaitu bagaimana Indonesia bisa seperti sekarang ini, merdeka dari penjajahan.
Advertisement