Panic Buying BBM, Pemkot Malang Antisipasi Tingkat Inflasi
Masyarakat Kota Malang melakukan panic buying Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat isu kenaikan harga komoditas tersebut. Rencananya pemerintah bakal menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Solar bersubsidi di rentang harga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu.
Keputusan kenaikan harga BBM ini tengah menunggu pengesahan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 terkait harga jual BBM.
Kepala Bagian Perekonomian, Infrastruktur dan SDA Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Yayuk Hermiati mengatakan bahwa munculnya panic buying ini dapat memengaruhi tingkat inflasi bagi suatu daerah.
"Masyarakat diharapkan tenang dan tidak melakukan panic buying. Sampai hari ini Pertalite dan solar masih belum ada kebijakan perubahan harga," ujarnya pada Kamis 1 September 2022.
Yayuk mengatakan bahwa pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pertamina Rayon I Malang Raya untuk memeriksa ketersediaan stok BBM agar tidak sampai mengalami kelangkaan di masyarakat.
"Kami dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah juga rutin komunikasi dengan Pertamina untuk pantau kebijakan dan ketersediaan stok," katanya.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Malang Raya, Ahmad Ubaidillah mengatakan bahwa hingga saat ini ketersediaan stok BBM untuk seluruh SPBU di Malang aman dan tidak ad kenaikan harga untuk BBM jenis Pertalite dan Solar.
"Kami harapkan masyarakat tidak panik dan dapat melakukan pembelian sesuai kewajaran," ujarnya.
Bahkan kata Ubaid, per 1 September 2022 ini Pertamina melakukan penurunan harga terhadap sejumlah BBM dengan jenis Pertamax Turbo turun dari Rp17.900 menjadi Rp15.900, Dexlite turun dari Rp17.800 menjadi Rp17.100 dan Pertamina Dex turun dari Rp18.900 menjadi Rp17.400
"Per hari ini yang ada adalah untuk pertamax turbo, dexlite dan dex turun harga. Untuk stok semua produk kami aman dan sangat cukup untuk wilayah Malang," katanya.