Panglima TNI Sebut Rasio Tracing Jatim Berkat Babinkamtibnas
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengklaim rasio tracing pelacakan kontak erat pasien Covid-19 yang dilakukan Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Jatim, telah memenuhi standar. Hal tersebut, diungkapkan oleh Hadi ketika tengah melakukan peninjauan kinerja tim tenaga kesehatan (Nakes), Babinsa serta Bhabinkamtibmas di wilayah Kabupaten Mojokerto.
"Rasionya 1 banding 29,sudah masuk standar WHO loh itu Ibu Gubernur," kata Panglima TNI kepada Forkopimda Jatim, melalui rilisan persnya, Senin, 2 Agustus 2021.
Hadi pun memuji kinerja yang dilakukan oleh para Nakes, Babinsa serta Bhabinkamtibmas tersebut. Pasalnya, hasil rasio tracing yang tinggi tersebut, merupakan buah kerja keras ketiga pihak itu.
"Oke bagus sudah, hanya dokter yang ngerti. Jago-jago semua. Ini kita apresiasi, bagus sekali kalau bisa rasio 1:15 (lebih) atau 1:29," jelasnya.
Selain itu, Panglima TNI juga memuji kemampuan mereka dalam pengoprasian aplikasi Sistem Informasi Pelacakan (SiLacak) dan inaRISK, serta koordinasi 4 pilar, bagaimana memperlakukan pasien Covid-19.
Koordinasi tersebut diuji dengan melakukan komunikasi melalui telepon antara Babinsa maupun Bhabinkamtibmas kepada pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri untuk mengetahui perkembangan kesehatannya secara berkala.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa tracing atau pelacakan kontak erat pasien positif Covid-19 di wilayahnya masih sangat rendah.
Khofifah menemukan ada satu kabupaten/kota di Jatim yang memiliki rasio tracing nihil. Padahal menurut WHO idealnya tiap satu pasien positif Covid-19 maka pelacakan harus dilakukan kepada 15 kontak erat.
"Tracing di Jatim ini kategori sangat kecil, sangat rendah, kalau 1 pasien menurut WHO harus 15 (1:15) di-tracing, kami ini ada satu daerah yang nol," kata Khofifah di Forum Guru Besar FK Universitas Airlangga, Jumat, 30 Juli 2021.