Panglima TNI dan Kapolri Gelontor Bansos di Jatim
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menggelontorkan bantuan sosial untuk mengatasi dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat serta bagi pasien yang terpapar Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di Jawa Timur.
Adapun, bantuan yang diberikan berupa 2.500 ton beras dan 70 ribu paket sembako yang disebar ke 39 Polres jajaran di Jawa Timur.
"Hari ini menindaklanjuti perintah Presiden (Joko Widodo) kami turunkan bansos sebesar 2.500 ton beras dan 70 ribu paket sembako bagian program Pak Presiden untuk menurunkan bansos seluruh wilayah terdampak Covid-19 maupun PPKM Darurat," ungkap Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam pelepasan bantuan di Gedung Mall Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Sidoarjo, Sabtu 17 Juli 2021.
Setelah diserahkan, ia meminta agar seluruh jajaran TNI dan Polri di daerah agar melakukan koordinasi dengan baik dan mendata mana-mana yang perlu diberikan bansos tersebut, utamanya bansos ini diberikan kepada pedagang kaki lima, pemulung, tukang becak, supir angkot, dan sebagainya. Termasuk yang melakukan isolasi mandiri.
Listyo mengaku, PPKM Darurat ini telah memberi dampak pada warga karena ada pembatasan mobilitas masyarakat dan pemberlakuan jam malam. Namun, ia meminta masyarakat untuk sabar dan berjuang bersama agar kasus Covid-19 bisa segera ditekan.
"Bagaimana kita ketahui bersama, segala macam upaya sudah dilaksanakan pemerintah untuk mencegah laju penyebaran Covid-19. Mulai PPKM Mikro, namun kita tahu angka Covid naik, sehingga dilakukan PPKM Darurat. Ada pembatasan mobilitas, ini semua dalam rangka mencegah laju penyebaran Covid," pungkasnya.
Senada dengan Kapolri, Panglima TNI Hadi Tjahjanto meminta seluruh elemen masyarakat bergandengan tangan untuk bisa segera menekan penyebaran Covid-19. Sebab, angka penambahan kasus harian yang ada saat ini sudah tertinggi di dunia, kemudian RS rujukan maupun darurat kewalahan menampung pasien yang terus membutuhkan bantuan.
"Strategi kita ada offensive dan defensive. Defensive ini kita lakukan dengan cara perorangan maupun kelompok. Kalau perorangan dengan menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, dan menerima vaksinasi. Kemudian kita harus bersatu melawan Covid-19, juga dengan 3T yang dilakukan tenaga kesehatan. Kalau kita bersatu, maka kita bisa menangkan peperangan melawan musuh yang tak terlihat ini," ujarnya.