Panglima TNI dan Kapolri Doa Bersama Santri di Pasuruan
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja dan doa bersama di sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa 2 April 2019.
Panglima dan Kapolri menyambangi dua pondok terbesar di Kabupaten Pasuruan, yakni Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Lughoh Wadda'wah (Dalwa) di Desa Raci, Kecamatan Bangil, dan Ponpes Sidogiri, Kraton.
Dalam silahturahmi bertema Memperteguh Wawasan Kebangsaan dalam Membangun Peradaban ini, Panglima dan Kapolri meminta doa pada ribuan santri dan ulama agar Pemilu 2019 berlangsung aman dan damai.
"9000 santri ini di TNI sama dengan pasukan 9 batalion plus, kalau dilaksanakan pertempuran akan menghabisi semua lawan. Untuk itu, saya mengajak semua santri dan seluruh masyarakat untuk mari kita sukseskan Pemilu 2019 ini. Semuanya adalah untuk menuju Indonesia yang lebih maju," kata Marsekal Hadi.
Panglima TNI juga menyingung tentang revolusi industri 4.0. Dimana semua pekerjaan akan berbasis teknologi yang memanfaatkan data base, kemajuan teknologi tersebut. Jika tidak disikapi dengan bijak, dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya kira itu motivasi bagi santri. Oleh karena itu para santri harus belajar, kembangkan kemampuan Akademik, keseimbangan emosi, fisik, dan kecerdasan spiritual untuk menjadi generasi yang hebat dan kreatif dan menjadi sumber daya manusia yang unggul,” jelasnya.
Setelah hampir satu jam berada di Ponpes Dalwa, Kapolri dan Panglima TNI melanjutkan kunjungannya ke Ponpes Sidogiri. Di sana, keduanya disambut KH Nawawi Abdul Djalil yang tak lain adalah Pengasuh Ponpes Sidogiri dan ratusan santri yang siap mendengarkan Pidato Kebangsaan oleh Panglima TNI.
“Indonesia sebagai negara poros dunia sangat strategis, jangan sampai hancur karena beberapa permasalahan yang tidak jelas yang dilakukan oleh kelompok yang berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Tugas dan tanggung jawab menjaga negara adalah tugas kita semua. Yakni TNI, Polri, alim ulama dan semua elemen masyarakat. Apalagi prediksi tahun 2050, Indonesia akan menjadi negera terbesar keempat, sehingga kita harus menyiapkan generasi muda untuk mengisi dan meneruskan pembangunan negeri ini,” tutur Marsekal Hadi. (emil)