Pangeran Philip Dimakamkan di Kapel St George, Jenkins Terkenang
Istana Buckingham, Inggris, mengumumkan kabar duka wafatnya Pangeran Philip, Duke of Edinburgh pada Jumat 9 April 2021. Pangeran Philip diduga meninggal dunia karena terkena sebuah infeksi, namun tidak dijelaskan secara rinci oleh pihak kerajaan.
Pemakaman suami Ratu Elizabeth itu akan berlangsung pada hari Sabtu (17 April 2021) di Kapel St George, Windsor. Prosesi pemakaman akan dimulai dengan "Mengheningkan Cipta" secara nasional pada pukul 3 sore waktu Inggris.
“(Pemakaman-red) akan menjadi Upacara Pemakaman Kerajaan (Ceremonial Royal Funeral), serupa dengan yang diadakan untuk The Queen Mother (Ibunda Ratu Elizabeth II) pada bulan April 2002,” tutur Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam keterangan resmi, dikutip Ngopibareng.id, Jumat 16 April 2021.
Jenkins menjelaskan, sesuai dengan protokol kesehatan masyarakat terkait COVID-19, tidak akan ada prosesi pemakaman umum dan akan diadakan di dalam Kastil Windsor.
“Dibatasi hanya untuk 30 orang, aturan yang sama ini berlaku untuk Keluarga Kerajaan seperti layaknya semua warga negara Inggris. Keselamatan publik tetap harus diutamakan,” tambahnya.
Menurut Jenksin, di hari pemakaman Pangeran Philip masyarakat bisa menyampaikan pesan belasungkawa secara daring.
“Masyarakat yang ingin memberikan penghormatan atau mengirimkan pesan belasungkawa mereka, diharapkan dapat langsung mengisi Buku Belasungkawa secara daring di www.royal.uk/books-condolence , atau bagi mereka yang ingin memberikan sumbangan, bisa berdonasi ke badan amal pilihan masing-masing,” papar Jenkins.
Secara khusus Jenkins menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan berbagai ucapan belagsungkawa atas wafatnya suami Ratu Elizabeth II itu.
“Kami berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo, atas ucapan belasungkawa yang diberikan. Kami berterima kasih atas doa dan berkat Anda untuk Ratu kami dan juga anggota Keluarga Kerajaan, selama masa berkabung ini,” pungkasnya.
Kesedihan Sang Dubes
Kesedihan dirasakan masyarakat Inggris, tidak terkecuali Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste.
“Kami berduka atas meninggalnya Pangeran Philip, dan juga berterima kasih atas dedikasi Pangeran Philip selama hidupnya untuk Inggris dan Persemakmuran. Beliau mengemban tugasnya secara terhormat selama hampir 14 tahun di Angkatan Laut Inggris, mendukung lebih dari 992 badan amal, dan Pangeran Philip adalah sumber kekuatan bagi istri tercintanya, yang setia mendampingi Yang Mulia Ratu Elizabeth II selama 73 tahun,” ujarnya.
Jenkins menyoroti Pangeran Philip selama hidup yang berdedikasi sebagai pahlawan Angkatan Laut yang memerangi fasisme dalam Perang Dunia Kedua, pencipta Penghargaan Duke of Edinburgh, pendukung setia konservasi, margasatwa dan lingkungan.
“Kami yakin karya-karyanya akan terus berlanjut. Pertama dalam karya World Wildlife Fund (WWF) - salah satu badan amal lingkungan terbesar di dunia yang didukung oleh Pangeran Philip selama 31 tahun; beliau juga mendukung aliansi antara pemuka agama dan konservasionis (Alliance of Religions and Conservation (ARC)). Pangeran Philip melihat konservasi alam sebagai 'keharusan moral' dimana sains dan agama harus bekerja sama untuk mencapainya,” imbuhnya.
Melalui skema Duke of Edinburgh Award, yang kini beroperasi di 140 negara di dunia - termasuk Indonesia, mendorong kaum muda berusia 14-24 tahun untuk berkontribusi dalam komunitasnya melalui kerja amal, pengalaman berpetualang di alam, dan belajar keterampilan di luar kelas.
“Seandainya dia tidak melakukan hal lain, Pangeran Philip mungkin akan lebih dikenang melalui skema ini. Pada 2017, lebih dari 6 juta kaum muda telah mengambil bagian dalam program ini di Inggris, dan 8 juta lainnya telah berpartisipasi di seluruh dunia.
"Setiap tahun, sekitar 300.000 kaum muda mengikuti program ini untuk mendapatkan penghargaan Duke of Edinburgh di Inggris, dengan menjadi sukarelawan dan bekerja di badan-badan amal di Inggris – dan proses ini berhasil menyumbangkan waktu sebanyak 3,5 juta jam untuk karya-karya amal tersebut. Di Indonesia, sekitar 1500 kaum muda juga berpartisipasi setiap tahunnya dalam program ini,” papar Jenkins.
Menurut Jenkins, pangeran Philip pernah memenangkan penghargaan emas itu beberapa tahun lalu serta membawa sang untuk menerima penghargaan dari Pangeran Philip di Istana Buckingham.
“Penghargaan tersebut berhasil mendorong saya untuk menemukan jati diri saya, membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab - serta membantu kita menjembatani kesenjangan antara masa kecil dan dewasa,” kenangnya.
“Pangeran Philip dapat mengantisipasi perjalanan itu karena dia memiliki sifat dan kualitas terbaik manusia - kesetiaan, ketabahan, keberanian - bahkan dalam menghadapi bahaya, kepedulian terhadap orang lain, keyakinan yang diiringi dengan pemikiran yang kritis, berbicara terus terang untuk tujuan yang dia pedulikan, dan melakukan semua itu dengan selera humor yang tinggi. Dia akan dirindukan,” tuturnya.