Pangeran Arab Dipenjara karena Melawan Putra Mahkota MBS
Pihak berwenang Arab Saudi menangkap dan memenjarakan Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud. Ini dilakukan setelah ia pulang dari studinya di Amerika Serikat. Sosoknya sangat misterius dan jarang dikenal publik. Pelacakan identitasnya di berbagai situs pencarian sangat sedikit yang membuahkan hasil.
Kasus Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud ini dirinci dalam dokumen pengadilan Arab Saudi yang diperoleh eksklusif The Associated Press (AP).
Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saudh diketahui sebagai mahasiswa pascasarjana di Northeastern University, Boston, Amerika Serikat. Pria 31 tahun ini jarang mengungkap identitasnya sebagai anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud sebelumnya menghindari untuk berbicara tentang politik Arab Saudi, dan fokus pada studinya, rencana karier, masalah asmara dan sepak bola. Tetapi setelah sesama pangeran, saudara sepupunya dipenjarakan di negaranya, Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud mendiskusikannya dengan kerabat melalui telepon dari Amerika. Percakapan itu, entah bagaimana caranya, telah disadap pihak berwenang kerajaan.
Dalam perjalanan kembali ke Arab Saudi, Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud dipenjara karena percakapan telepon itu. Hukuman awal 20 tahun, kemudian dinaikkan menjadi 30 tahun pada Agustus 2022.
Persaingan
Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud berasal dari salah satu cabang keluarga kerajaan yang paling menjadi sasaran penahanan karena dianggap sebagai kritikus atau saingan sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengkonsolidasikan kekuasaan di bawah ayahnya yang sudah lanjut usia, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Seperti diketahui, MBS merupakan Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Arab Saudi. Pria 37 tahun yang juga menjabat Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan ini baru saja menjabat Perdana Menteri (PM).
Masih menurut laporan AP, dokumen pengadilan Arab Saudi menuduh Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud menggunakan aplikasi Signal di ponselnya di Boston untuk berbicara dengan ibunya dan kerabat lainnya tentang sepupu yang dipenjara oleh Pangeran Mohammed bin Salman. Ia juga telah menggunakan telepon umum di Boston untuk berbicara dengan pengacara tentang kasus tersebut. Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud juga diketahui mengirim sekitar 9.000 dollar AS, untuk membayar tagihan di apartemen sepupunya di Paris.
Arab Bantah Memata-matai Keluarga Kerajaan dan Warganya
Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington, menanggapi laporan investigasi AP, "Gagasan bahwa pemerintah Saudi atau lembaganya melecehkan keluarga apalagi warganya sendiri di luar negeri adalah tidak masuk akal".
Di sisi lain, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan sedang menyelidiki kasus Pangeran Abdullah. FBI menolak berkomentar terkait pemenjaraan Pangeran Abdullah bin Faisal al-Saud.
Investigasi oleh kelompok riset Citizen Lab, organisasi media dan Amnesty International menuduh Arab Saudi menggunakan spyware Israel tingkat militer. Amnesty mengklaim, spyware dipasang di telepon tunangan jurnalis Jamal Khashoggi sebelum pejabat Saudi membunuh jurnalis itu pada 2018.
Advertisement