Pangdam V/Brawijaya Cek Kesiapan Gereja Bekas Teror Bom Surabaya
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi melakukan sidak kesiapan gereja jelang kehadiran Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz yang akan melakukan pantauan keamanan jelang Natal dan tahun baru (Nataru), Rabu 18 Desember 2019.
Sidak dilakukan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Selasa 17 Desember 2019. Gereja itu dipilih karena dulu pernah menjadi lokasi terjadinya bom gereja di Surabaya.
"Saya ke sini itu untuk menyiapkan dalam rangka kunjungan Panglima TNI dan Kapolri. Melihat situasinya, supaya kunjungan nanti berjalan lancar," kata Pangdam usai sidak.
Terkait pemilihan gereja yang pernah menjadi lokasi bom, Pangdam Wisnoe mengatakan tidak ada alasan apapun kecuali kunjungan saja.
"Ini pertimbangan dari Mabes TNI. Ada dua sasaran karena waktunya terbatas. Kan nanti dari Surabaya ke Semarang. (Kalau teroris) ya bisa jadi, semua itu bisa-bisa saja. Tapi yang jelas, bahwa beliau sudah terjadwal untuk mengunjungi beberapa wilayah," jelasnya.
Sementara itu, terkait kesiapan Nataru di Jatim. Pangdam telah menyiapkan 5.200 personel untuk memberikan bantuan pada Polda Jatim untuk menyiapkan skema pengamanan sejak awal libur pada 21 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020.
"Kalau Kodam intinya memberikan bantuan ke Polda. Tapi yang sudah berjalan selama ini, berdasarkan pengalaman Natal (tahun lalu) juga ada dari Banser, masyarakat dan Linmas. Untuk TNI sendiri menyiagakan untuk membantu Polda. Kami menerjunkan 5.200 personel di seluruh Jawa Timur. Penggunaannya atas permintaan," pungkas Wisnoe.
Sementara itu, Kabid Karasulan Umum dan Koordinator Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela, FX Ping Teja mengatakan, pihaknya telah menetapkan standar pengamanan untuk mencegah aksi teror seperti tahun lalu.
"Memang, untuk akses masuk kita batasi karena tidak seperti misa-misa biasa. Jadi nanti hanya dua akses yang kami buka. Kita akan ada sekitar 7.000 orang. Cuma karena malam Natal itu hanya dua kali misa, jadi banyak yang datang. Kalau minggu-minggu biasa kan lima kali misa," ujarnya.
Tak hanya itu, ia mengaku, telah menyiapkan alat detektor untuk mengantisipasi adanya alat peledak atau senjata api yang masuk dalam gereja.
Advertisement