Panen Raya Padi di Probolinggo Diprediksi Maret
Panen raya padi di Probolinggo diprediksi akan berlangsung pada Maret 2023 mendatang. Memang mulai pertengahan Februari ini, sebagian petani sudah mulai memanen padinya.
“Sesuai dengan siklus tahunan masa panen, panen raya diprediksi Maret mendatang,” ujar Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zunaidi, Senin, 20 Februarii 2023.
Sebenarnya sesuai dengan siklus tanam, akhir Februari sudah memasuki masa panen raya. Namun, karena cuaca yang tidak menentu, masa panen mundur pada Maret.
"Biasanya akhir Februari sudah mulai panen padi. Tetapi karena faktor hujan, maka panen raya padi mundur,” ujarnya.
Mahbub meyakini, panen raya ini akan berdampak terhadap harga beras dan gabah. Sebab harga sangat terpengaruh dengan stok gabah di tingkat petani. Ia berharap, harga gabah dan beras sedikit menurun Maret mendatang.
"Tentu akan berpengaruh, sebab perihal harga nantinya, para petani juga dapat memanfaatkan Sistem Resi Gudang milik pemerintah untuk menahan barang apabila harganya murah," katanya.
Sementara itu Solihin, petani padi di Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk mengatakan, meski diprediksi masa penen raya akan terjadi pada bulan depan, tidak demikian dengan konsidi di desanya. Di Sumurdalam, sebagian petani kini baru memulai menanam padi.
“Saya baru bercocok tanam padi, memang ada juga sebagian kecil petani yang padinya sudah menguning alias siap panen,” katanya.
OP Beras Jelang Ramadan
Masih terkait melambungnya harga beras di pasaran, Pemkot Probolinggo bersama Kancab Bulog terus menggencarkan Operasi Pasar (OP) Beras Murah Medium. Senin pagi, 20 Februari 2023, OP digelar di Kecamatan Wonoasih.
Sejak sekira pukul 9 pagi, warga dari berbagai kelurahan di kecamatan yang terletak di Jalan Jeruk itu mulai berdatangan. Dengan berbekal surat undangan dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUP), warga pemilik Kartu Pendalungan/Bestari, e-UMKM dan pelaku usaha, terlihat begitu antusias membeli beras kualitas medium dengan harga yang terjangkau.
Dalam giat operasi pasar tersebut, beras medium dijual dengan harga Rp8.600 per kilogram (kg). Hal itu berbeda jauh dengan harga di pasaran saat ini, yang mana harga beras sudah tembus Rp11.000 hingga Rp15.000 per kg.
Masing-masing warga, bisa membeli beras sebanyak dua paket yang berisi total 10 kg dengan harga Rp86.000. Sejumlah warga yang membeli pun merasa terbantu dengan harga beras medium yang terjangkau.
Musrifah dan Diyon, misalnya. Dua orang warga asal Kelurahan Kedungasem ini mengaku sangat terbantu dengan adanya giat operasi pasar ini.
“Napah pole reggeh beres pas tepak rang-larangah (apalagi harga beras saat ini sedang mahal). Mun bissah jek sekalean, seterossah beih pon (kalau bisa agenda seperti ini dilakukan berkelanjutan),” ucap Musrifah dalam bahasa Madura.
Menanggapi hal itu, Kepala DKUP Kota Probolinggo Fitriawati menegaskan, apabila dibutuhkan pihaknya akan meneruskan program operasi pasar beras murah ini. “Hari ini pelaksanaan di Kecamatan Wonoasih. Kalau memang dibutuhkan, kita akan teruskan,” tegasnya.
Bahkan, kerja sama ini akan berlanjut pada momen bulan puasa 1444 H mendatang. Di mana pada momen itu, kehadiran pemerintah juga diharapkan oleh masyarakat.
“Kami akan melanjutkan operasi pasar kerjasama dengan Bulog lagi pada saat Ramadan. Kita menyiapkan kerja sama untuk program pasar murah selama delapan belas hari,” katanya.
Sementara itu Pimpinan Cabang (Pimca) Perum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo, M. Ramadan melalui Wapimca Nur Huda yang dihubungi via telepon mengatakan, total sebanyak 75 ton beras didistribusikan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan beras. Setiap kecamatan mendapatkan jatah 15 ribu kilogram.
Huda menambahkan, stok beras menjelang Ramadan, juga dipastikan aman. Katanya, potensi kenaikan harga kebutuhan pokok, salah satunya komoditas beras, masih cukup tinggi di Probolinggo.
Hal ini, jelasnya, tak terlepas dari Probolinggo belum memasuki musim panen raya, dan masih tingginya biaya produksi di tingkat penggilingan. Sehingga harga yang terbentuk di pasar pun tetap tinggi.
Namun demikian, lanjutnya, stok beras yang ada di gudang Bulog diprediksi akan cukup hingga musim panen raya pada akhir Maret 2023.
“Masyarakat tidak perlu risau untuk stok beras kedepannya. Kami berharap kedepannya harga beras bisa lebih stabil dan membaik. Karena Bulog siap untuk terus melakukan operasi pasar, baik terjun langsung ke konsumen bersama dinas terkait maupun melalui distributor-distributor beras yang ada di Probolinggo,” katanya.