Panduan Masker dan Isolasi COVID Terbaru dari WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan baru terkait masker, masa karantina, dan perawatan pasien terkait COVID-19.
Tetap Pakai Masker
WHO merekomendasikan masker tetap dipakai terutama di area publik dengan situasi yang spesifik.
Di antaranya ketika seseorang diduga terinfeksi COVID-19 atau pada seseorang yang memiliki risiko tinggi mengalami gejala sakit berat bila terpapar COVID-19, serta pada orang-orang yang ada di ruangan dengan sirkulasi udara buruk.
Selain itu, masker juga direkomendasikan bila berdasar pada pemantauan risiko. Faktor yang harus diperhatikan di antaranya tren peningkatan pasien di rumah sakit, tingkat vaksinasi dan imunitas lokal.
Pengurangan Masa Isolasi
WHO juga menyebut pasien kini boleh keluar dari pusat isolasi lebih cepat, bila hasil antigen telah menunjukkan negatif COVID-19.
Bila tak ada tes, pasien dengan gejala disarankan melakukan isolasi selama 10 hari sejak gejala pertama muncul. Ini berbeda dengan peraturan sebelumnya, dengan tambahan 3 hari setelah gejala mereda, dikutip dari laman WHO, Minggu 15 Januari 2023.
Bagi mereka yang positif COVID-19 namun tidak bergejala, WHO menyarankan isolasi selama 5 hari tanpa ada tes. Sebelumnya WHO mewajibkan isolasi 10 hari di kondisi yang serupa.
Bukti menunjukkan jika orang tanpa gejala lebih sedikit memiliki potensi untuk menularkan virus, dibanding pada orang yang bergejala.
Pada orang bergejala, isolasi selama 5 hari dan kemudian selesai memiliki potensi menularkan virus 3 kali lebih banyak dibanding mereka yang diisolasi selama 10 hari.
Perawatan COVID-19
WHO juga merekomendasikan penggunaan Paxlovid sebagai obat COVID-19. Namun bagi pasien hamil atau menyusui, harus berkonsultasi dulu dengan tim medis bila hendak mengonsumsi obat itu.
Paxlovid atau nirmatrelvir-ritonavis direkomendasikan WHO sejak April 2022 dengan digunakan pada pasien bergejala menengah dan berpotensi tinggi dirawat di rumah sakit. Pada Desember 2022 WHO mengeluarkan prakualifikasi bagi obat jenis generiknya.
WHO juga mereview penggunaan obat sotrovimab dan casirivimab-imdevimab, serta merekomendasikan secara kuat penggunaan dua obat itu.
Ada sedikitnya enam jenis obat yang terbukti bisa digunakan mengobati pasien COVID-19. Tiga obat digunakan bagi pasien untuk mencegah perawatan di rumah sakit dan tiga obat lain untuk menyelamatkan nyawa pasien di kondisi kritis.
Advertisement