Pandemi, Ritual 1 Suro di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Ditiadakan
Tidak seperti tahun sebelumnya, pelaksanaan ritual upacara 1 Suro yang biasa diadakan di lokasi wisata religi petilasan Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, terpaksa ditiadakan sementara waktu. Keputusan ini diambil terkait pandemi Covid-19.
Guna menghindari datangnya gelombang massa dalam jumlah banyak, pihak panitia telah memasang spanduk di sejumlah titik pintu masuk wisata religi. Di antaranya di pekarangan halaman depan pintu masuk Sendang Tirto Kamandanu dan lokasi lainya.
Mbah Suratin sebagai juru kunci Sendang Tirto Kamandanu ketika ditanya membenarkan informasi tersebut. Menurutnya imbauan ini sudah disampaikan oleh kepala desa sejak satu minggu yang lalu. Sebelum imbauan ini disampaikan, pihak perangkat desa sudah menggelar rapat bersama panitia 1 suro, tokoh budaya dan masyarakat lingkungan setempat.
Dalam musyawarah tersebut dicapai kesepakaatan jika prosesi ritual tetap dilaksanakan, namun peserta yang dilibatkan hanya orang tertentu, khusus di lingkungan sekitar dan jumlahnya tidak lebih dari 10 orang.
Kondisi yang dialami sekarang sangat berbeda jika dibandingkan ritual 1 Suro tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu peserta yang turut dilibatkan mencapai lebih dari 200 orang. Mereka ini bukan hanya berasal dari panitia lokal Kediri, melainkan dari luar daerah.
"Yang ditentukan hari H tanggal 20 Agustus 2020, upacara 1 Suro ditiadakan. Hanya terbentuk panitia kecil, dari warga desa yang melaksanakan. Kira kira melibatkan hanya 6 orang. Kalau biasanya 200 orang," terang Mbah Suratin ditemui di lokasi wisata religi Sendang Tirto Kamandanu Kamis, 13 Agustus 2020.
Guna mengantisipasi gelombang massa dari pengunjung dan wisatawan yang datang, pihak panitia akan menutup sejumlah akses pintu masuk menuju lokasi wisata.
"Tidak diperbolehkan adanya orang lain datang bergerombol atau berkerumun. Mungkin saat hari H, nanti akan ada penjagaan. Setiap jalan menuju beberapa pintu masuk akan ditutup," Tandasnya.
Karena terbatasnya peserta yang dilibatkan tidak, pihak panitia juga berencana memangkas beberapa kegiatan prosesi ritual yang akan dilaksakan. Jika biasanya ada sekitar 30 tahapan ritual ,yang dilaksanakan, untuk tahun ini tidak sampai seutuhnya.
"Unjuk caos dahar, tabur bunga, lalu caos dahar ke dua tempat busa dan mahkota, lalu setelah itu berdoa. Tapi sebelum prosesi ritual dilakukan digelar kenduri lebih dulu. Kenduri itu slametan adat budaya Jawa. Ini merupakan adat budaya leluhur yang perlu kita lestarikan," pungkasnya.
Kenduri ini merupakan bentuk upacara sakral antara manusia dengan gaib. Sementara pengertian lelaku caos dahar merupakan ungkapan doa atas rasa wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lantaran adanya tahapan prosesi ritual yang dipangkas, kemungkinan kegiatan tersebut memakan waktu cukup singkat.
"Kalau pelaksanaan upacara biasanya mulai pukul 9.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB di Sendang Tirto Kamandanu dan Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Tapi kalau sekarang kemungkinan tidak sampai jam 12.00 WIB sudah selesai," tuturnya.
Sekedar diketahui, di desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, selama ini memiliki dua destinasi wisata religi yang lokasinya saling berkaitan satu sama lain. Di antaranya Petilasan Sri Aji Joyoboyo serta Patirtan Sendang Tirto Kamandanu. Patirtan Sendang Tirto Kamandanu merupakan situs peninggalan kerajaan di masa pemerintahan Sri Aji Jayabhaya pada abad ke-12.
Situs telah dipugar atas prakarsa Yayasan Hondodento Yogyakarta dan didukung segenap lapisan masyarakat. Tempat ini merupakan Patirtan (mata air yang dianggap suci) yang digunakan pada masa pemerintahan Sang Prabu Sri Aji Jababhaya, dan sampai sekarang masih lestari.
Selain sebagai tempat pemandian, air dari sendang Tirto Kamandanu ini banyak digunakan untuk berbagai keperluan pengunjung sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini seiring keyakinan masyarakat bahwa sendang Tirto Kamandanu digunakan untuk melukad (mandi dan bersuci) oleh sang prabu sebelum melakukan 'parama mokhsa' (kembali menghadap Tuhan beserta raganya).
Apabila menginjak bulan Suro, dua tempat tersebut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Biasanya puncak kunjungan wisatawan terjadi pada tanggal 1 Suro dalam penanggalan Jawa, dimana di dua tempat tersebut setiap tahunnya selalu diselenggarakan ritual upacara 1 Suro.
Biasanya jumlah pengunjungnya bisa mencapai ribuan, hingga Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, penuh sesak oleh lautan manusia. Namun karena situasi pandemi Covid-19, upacara 1 Suro ditiadakan untuk umum.