Pandemi, Ribuan Demonstran Unjuk Rasa di Hong Kong
Ribuan pengunjuk rasa memenuhi jalanan di Hong Kong, pada Minggu 14 Mei 2020. Unjuk rasa menolak diterapkannya Undang-Undang Nasional dari China diikuti dengan tembakan gas air mata dan semprotan lada dari aparat kepolisian setempat.
Dilansir dari Reuters, kerumunan muncul di distrik perbelanjaan Causeway Bay, di mana pengunjukrasa mulai berorasi. "Revolusi sekarang, bebaskan Hong Kong, berjuang untuk kebebasan, berdiri bersama Hong Kong, Hong Kong Independen" teriak mereka.
Unjuk rasa muncul mengikuti proposal Undang-Undang Nasional dari China pada Kamis, 21 Mei 2020. Demonstran khawatir undang-undang baru akan mengubah sistem "satu negara, dua sistem” yang menjamin kebebasan pers dan sistem pengadilan independen di Hong Kong, bisa diterapkan dengan bebas berbeda dengan di China.
Dilansir dari Reuters, sebelumnya, proposal dari China juga sedang dibahas pada Rabu, 20 Mei 2020, oleh legislator setempat. Pembahasan ini memantik panggilan turun ke jalan dengan lebih banyak peserta.
Polisi sendiri menerapkan operasi penghentian di Causeway Bay serta memperingatkan orang agak tak melanggar larangan berkerumun lebih dari delapan orang, untuk menekan pandemi. Mereka menembakkan gas air mata dan lada untuk membubarkan kerumunan, di tengah berbagai tindakan chaos yang membangkitkan kenangan akan unjuk rasa tahun lalu.
"Saya khawatir, jika undang-undang itu diterapkan, mereka akan mengejar orang-orang yang dituntut sebelumnya dan polisi bertindak tanpa kontrol," kata Twinnie, pelajar berusia 16 tahun.
Sementara, China menyatakan jika undang-undang itu tidak akan mengubah kebebasan pers dan sistem pengadilan di Hong Kong.
Hong Kong seolah menjadi pertaruhan dalam hubungan yang semakin buruk antara Washington dan Beijing. Sejumlah pengamat menduga akan terjadi banyak pengunduran diri di antara komunitas yang luas, atau adanya indikasi bahwa aktivis akan meningkatkan kesiagaan untuk tantangan yang lebih baru.