Pandemi, 1.300 Siswa Banyuwangi dapat Bantuan dari SAS
Di masa Pandemi Covid-19 ini pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan. Meski demikian, program "Siswa Asuh Sebaya" (SAS), tetap berjalan. Gerakan sosial ini menyalurkan bantuan senilai Rp370 juta. Bantuan ini dialokasikan bagi 1.300 pelajar dari 33 SD dan 9 SMP. Bantuan berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, handphone, dan pulsa internet.
Program SAS merupakan gerakan membangun kepedulian antarpelajar di Banyuwangi. Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa di sekolah masing-masing. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2011, hingga saat ini telah menyalurkan dana hingga Rp19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan pelajar di Banyuwangi.
“Sebenarnya bukan pada nilainya, yang terpenting justru bagaimana kita menumbuhkan rasa peduli sesama sejak usia pelajar. Sehingga, kita semua berharap, para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong, sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa, 29 September 2020.
Bantuan ini diberikan kepada siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit. Siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya kemudian dikumpulkan. Lalu diberikan kepada temannya yang membutuhkan. Ada yang menyumbang seribu rupiah, dua ribu rupiah, hingga Rp5 ribu.
"Semua sukarela. Ini cara kami untuk membangun kepedulian dan empati antar siswa. Sebagai modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi. Program ini juga memberikan penanaman pendidikan karakter sejak dini bagi anak,” ujarnya.
Khusus di masa pandemi ini, lanjut Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan. Karena, meski tidak sekolah, siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring. "Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet, atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran online, dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar,” katanya.
Sepuluh tahun berjalan, program ini diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA dengan jumlah 911 sekolah. Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan hanya teman satu sekolah, namun sekarang menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, Gerakan SAS menjadi pelengkap program intervensi kebijakan pendidikan pemkab lainnya. Pemkab Banyuwangi memiliki program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, hingga pengangkatan anak putus sekolah. ”Jadi semua saling menopang. Berkat program-program yang kami geber, angka putus sekolah di Banyuwangi dari tahun ke tahun terus menurun,” jelasnya.