Pandemi Picu Energi Positif Riset di Perguruan Tinggi
Pandemi Covid-19 memicu energi positif dalam implementasi dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tidak hanya revolusi dalam bidang pembelajaran dan pengabdian masyarakat, namun juga dalam pelaksanaan riset di berbagai kampus.
Pelaksanaan riset yang sebelum masa pandemi dapat memerlukan waktu hingga bertahun-tahun. Saat pandemi ini dalam waktu yang pendek perguruan tinggi mampu mengembangkan riset dan menghasilkan berbagai prototipe inovasi. Khususnya inovasi-inovasi peralatan maupun perlengkapan di bidang kesehatan yang sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam pada Webinar Nasional dengan tajuk “Riset, Inovasi dan Aplikasi untuk Menanggulangi Wabah dan Dampak Covid-19”, yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas, Padang, pada Minggu 17 Mei 2020.
Pada masa pandemi ini, kata Nizam, berbagai kampus merespon dengan cepat kelangkaan peralatan maupun perlengkapan medis melalui berbagai riset, pengembangan maupun rekayasa balik (reserve engineering) berbagai peralatan kesehatan.
“Peralatan-peralatan kesehatan yang selama ini pemenuhannya melalui impor, ternyata bisa kita produksi sendiri," sambung Nizam.
Dia mencontohkan ventilator. Alat ini sangat dibutuhkan untuk membantu pernafasan pasien yang terpapar Covid-19. Alat ini sangat langka di pasar dan harganya pun mahal.
Oleh karena itu berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian berupaya membuat ventilator dengan berbagai kemampuan dari ventilator portabel sampai dengan ventilator yang dapat digunakan untuk pasien Intensive Care Unit (ICU).
Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan ventilator dengan nama Vent-I. Ventilator dengan kemampuan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) ini saat ini telah masuk fase produksi bekerja sama dengan PT. Dirgantara Indonesia.
Kemudian ada Ventindo, ventilator hasil pengembangan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ventilator dengan kemampuan Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) ini merupakan ventilator yang dapat digunakan untuk membantu pernafasan pasien yang dirawat di ruang ICU. Ventindo ini siap masuk fase produksi oleh Toyota dan INKA.
Selain itu, Nizam juga menjelaskan, bahwa perguruan tinggi juga berhasil melakukan riset dan pengembangan alat deteksi Covid-19. Di awal pandemi, perangkat untuk deteksi Covid-19 sangatlah terbatas.
Saat ini kolaborasi berbagai perguruan tinggi dengan lembaga penelitian telah mengembangkan berbagai Tes Kit untuk deteksi Covid-19 antara lain RT-LAMP, RI-GHA19, dan berbagai perangkat deteksi Covid-19.
Advertisement