Pandemi, Pelajar di Kediri Ini Budidaya Ikan Cupang
Seorang pelajar yang tinggal di lereng kaki Gunung Wilis mengisi kegiatan dengan budidaya ikan cupang dan kura-kura Brazil. Remaja kreatif ini bernama Ferdiyansah Dwi Sakti, tinggal di Dusun Karang Nongko, Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Pemuda berusia 18 tahun tersebut, mulai menggeluti budidaya ikan cupang sejak awal tahun 2020 lalu.
"Saya mulai budidaya ikan cupang sejak awal 2020 lalu, sebelum booming seperti sekarang. Saya tertarik karena ikan ini memiliki warna yang beragam, " terang remaja yang akrab disapa Ferdi ini. Karena ketertarikanya itu, ia kemudian belajar cara budidaya ikan cupang secara otodidak melalui literatur Youtube dan sumber lainya.
"Kemudian saya dibelikan dua pasang ekor indukan ikan cupang sama Bapak. Jenisnya giant multy galaxy. Harganya saat itu sudah mahal Rp 500 ribu. Dua pasang jenis ikan itu saya kawinkan akhirnya berhasil. Saat itu, bertelur sekitar lebih dari 400, " kata ragil dari dua bersaudara ini.
Seiring beberapa bulan berjalan, Ferdi mengaku ikan cupang yang dimilikinya terus bertambah bahkan saat ini mencapai kisaran ribuan ekor. "Ikan cupang kalau sudah bertelur bisa mencapai ribuan, namun perlu diketahui juga bahwa angka kematianya juga tinggi bisa mencapai 80 persen, " jelasnya.
Ferdi lantas kembali menjelaskan jika budidaya ikan cupang dirasa sangat mudah ketimbang ikan hias lainya. Selain memiliki ketahanan fisik yang kuat hidup di air, ikan ini juga tidak membutuhkan filter ketika sudah berada di dalam kolam. "Ganti air hanya tiga kali sekali, mudah perawatanya. Semuanya saya kerjakan sendiri. Bapak cuman bantu paling pasang lampu saja, " ungkapnya.
Dari 2 ribu ekor ikan cupang yang dimilikinya saat ini, ada lima jenis yang telah berhasil ia budidayakan. Antara lain jenis avatar, nemo gold, nemo galaxy, multi color dan giant. "Paling laku itu plakat termasuk avatar, kecuali yang giant. Yang ekor ekor pendek itu namanya plakat, " tuturnya.
Harga ikan cupang yang dijual bervariasi dari harga terendah puluhan ribu, ratusan hingga jutaan rupiah. Nilai ekonomis ikan cupang ditentukan beberapa faktor, antara lain besar kecil ukuran, warna, serta ekornya.
"Paling rendah saya jual harga Rp 70 ribu, kalau yang harga ratusan ribu cupang jenis nemo gold dan multi color, dan avatar, " kata remaja yang mengaku sejak SD suka memelihara hewan ini.
Dari hasil usaha budidayanya selama satu tahun itu, Ferdi mengaku sudah berhasil menjual ratusan ekor ikan cupang. Lebih lanjut ia menolak untuk menyebut omset keuntungan yang ia didapat selama ini. " Allhamdulilah, cukuplah Mas buat ngopi, dan jajan sehari hari " elaknya.
Semua penjualan ikan cupang ia pasarkan melalui media sosial, Facebook, Instagram, dan Youtube. Selain itu kedepan ia berencana nantinya akan merambah penjualan melalui online shop. Pada umumnya kebanyakan pembeli ikan cupang, berasal dari luar daerah seperti Subang, Malang, dan Surabaya.
Setiap kali kirim, terkadang ia melayani pemesanan mencapai 20 sampai 30 ekor. Paling banyak ikan yang dibeli seharga Rp 200 ribu untuk jenis giant koi, dan giant nemo. Di samping itu juga ada konsumen yang membeli ikan cupang harga paling murah Rp 70 ribu. Kebanyakan para pembelinya adalah user murni.
Selama menekuni budidaya ikan cupang, Ferdi merasa tidak pernah kedodoran dalam membagi waktu. Saat proses belajar daring berlangsung, ia selalu sempatkan untuk wajib ikut. Ketika belajar daring selesai, di saat waktu senggang, menginjak sore, selalu ia pergunakan untuk membersihkan kolam dan sejumlah tempat penyimpanan ikan dan kura kura.
Khusus pada malam hari, giliran memberi makan ikan peliharaannya. "Banyak waktu longgar, mengisi waktu luang setelah selesai mengikuti metode belajar daring dari sekolah. kalau belajar daring mulai jam 7 sampai jam 2 siang, " paparnya.
Kura-kura Brazil
Tidak hanya menjual ikan cupang Ferdi juga melayani penjualan kura-kura Brazil. Rintisan usaha budidaya kura-kura Brazil ini baru dilakoninya selama sebulan. Meski baru satu bulan, ia sudah berani menjual kura-kura berukuran mini ini dengan harga bersaing dengan pangsa di luar. Harga eceran untuk kura-kura Brazil dijual per ekor kisaran Rp 20 - Rp 25 ribu.
"Sebenernya saya lebih fokus ke budidaya ikan cupangnya Mas, tetapi kalau ada yang mau beli kura kura tetap saya layani. Harganya, kalau di luar bisa Rp 30 - Rp 35 ribu," beber Ferdi.
Sementara itu Sunawan, ayah Ferdi, merasa sangat bersyukur melihat putranya sudah bisa hidup mandiri. Menurut Pria yang berprofesi sebagai peternak lebah ini, apa pun usaha yang dilakukan puteranya selalu ia support asalkan mengarah pada kegiatan yang positif.
"Dari pada ikut kegiatan yang tidak jelas di luar, seperti main gim. Lebih baik usaha seperti ini. Saya selalu mendukung, " ujar Sunawan yang juga dikenal sebagai pedagang madu Kaliandra Sumber Podang.
Advertisement