Natal saat Pandemi, Perajin Patung Kediri Tetap Berkarya
Meski penjualan mengalami penurunan karena dampak pandemi, bukan menjadi alsan bagi Yusuf Sujoko untuk berhenti berkarya. Bapak satu anak yang tinggal di lingkungan Wisata Religi Goa Poh Sarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri ini tetap memilih bekarya untuk melayani order dalam pembuatan replika patung Santo Yoseph pun salib patung Yesus.
Semua pesanan patung replika ini ia kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Ada beberapa ukuran patung mau pun salib yang sudah dibuat. Terkecil ukuran 50 centimeter, 70 centimeter, 80 centimeter hingga ukuran paling tinggi tiga meter.
"Saya menerjuni usaha bikin patung dan salib sejak tahun 2006 lalu Mas, hingga sampai sekarang, " terang pria berusia 42 tahun ini, Senin 12 Desember 2020.
Bakat kemampuannya dalam memahat patung ia miliki secara otodidak, tanpa harus belajar ke orang lain.
Bahan dasar kayu yang dipergunakan untuk membuat patung ada dua jenis, antara lain kayu jati jenis belanda dan kayu jati lokal. Dua jenis kayu jati tersebut ia dapatkan langsung dengan membelinya ke Perhutani.
Dua jenis kayu itu dipilih lantaran kualitas seratnya lebih bagus jika dibandingkan dengan bahan jenis kayu lainya.
Sedangkan proses pengerjaan pembuatan patung membutuhkan waktu paling cepat satu bulan. Sementara untuk patung ukuran besar tinggi tiga meter, pengerjaanya lebih lama dan diperkirakan selesai kurang lebih 2,5 bulan.
Kata Yusuf Sujoko, lama pengerjaan ditentukan oleh besar kecilnya ukuran. "Kalau 80 centimeter pengerjaanya minimal selesai satu bulan, 50 centimeter dua minggu. Kalau paling besar selesai 2,5 bulan" ujar pria yang hanya mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Harga replika patung dan salib yang dijual bervariatif. Untuk replika patung Santo Yoseph ukuran 80 centimeter dilepas diharga Rp 5 juta. ukuran 50 centimeter dijual Rp 3,5 juta. Sementara untuk salib berukuran panjang tiga meter harganya sampai tembus Rp25 juta.
"Semuanya ini saya kerjakan sendiri, pokoknya harus telaten (sabar), " tuturnya.
Barang produksinya itu ia pasarkan secara online pun offline dengan melayani pemesanan secara langsung datang ke rumah. Sejak 2006, ia sudah melayani banyak pesanan baik dari lokalan Kediri, luar daerah bahkan sampai luar pulau.
"Untuk sekarang ini ada juga pesanan dari Palembang, Pontianak, Sumatera Barat dan Semarang," kata Yusuf Sujoko.
Jelang Natal seperti saat ini, orderan mengalami penurunan jika dibandingkan , dengan sebelum masa pandemi Natal tahun lalu. Meski demikian ia bersyukur karena orderan masih tetap ada.
"Pesanan sekarang ini cukupan, tidak terlalu sepi dan juga tidak terlalu ramai. Kalau sekarang jelang Natal sudah ada enam paket. Terget pengerjaan, harus selesai 6 bulan. Kalau sebelum pandemi bisa melayani 12 paket , pokoknya satu tahun saya kerjakan belum habis, " ceritanya.
Sebelum terjun menekuni dunia seni pahat, Yusuf Sujoko memiliki keterampilan melukis di bambu. Bakat yang dimilikinya itu kemudian diketahui oleh para temannya.
"Dulu awalnya saya suka lukis, kemudian ada teman yang tanya, bisa melukis dan memahat di patung, saat itu saya coba membuat lama kelamaan berhasil seperti ini bentuknya, " kenang Yusuf Sujoko.