Pandemi, Esprit Tutup Toko dan Potong Gaji Manajer
Brand fashion Esprit akan menutup seluruh tokonya di Asia, kecuali yang berada di China. Keputusan itu dilakukan mengikuti pandemi covid-19.
Merk asal Hong Kong itu mengumumkan pada Minggu, 27 April 2020, akan menutup 56 toko yang tersebar di Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong Kong dan Macau, pada 30 Juni. Toko tersebut mewakili 4 persen dari pendapatan global Esprit. Sedangkan penutupan adalah bagian dari " inisiatif restrukturisasi untuk fokus pada rekaliberasi sumber daya operasional selama pandemi,' kata pernyataan Esprit.
Pandemi telah memukul sektor retailer di seluruh dunia mengikuti konsumen yang tinggal di rumah dan toko dipaksa untuk tutup sementara untuk mengontrol penyebaran virus. Sejumlah perusahaan berbalik meminta bantuan dari pemerintah, sebagian lain meminta karyawan untuk menerima gaji yang yang dipotong atau bahkan libur tanpa dibayar, hingga memecat karyawan.
"Seluruh industri terdampak krisis global. Pertama kami rasakan dampaknya di Asia dan sekarang di Eropa, di mana sebagian besar toko kami telah tutup,' kata Anders Kristiansen, Pimpinan Eksekutif Esprit Grup.
Setelah penutupan, Esprit menegaskan jika seluruh penjualan dan lisensi bisnis di Asia akan tetap berlanjut, seperti juga bisnis join venture di China, dan Esprit akan fokus pada pasar utamanya di Eropa.
Esprit juga sedag bernegosiasi dengan pemilik aset dan gedung di seluruh pasar untuk keringanan biaya sewa, dan penawaran yang lebih baik, " dan akan menutup toko dengan biaya sewa yang tak bisa menyediakan prospek bisnis yang bagus," dan juga akan menggunakan bantuan dari pemerintah, dialihbahasakan dari todayonline.com.
Sementara, Esprit sendiri telah melakukan sejumlah kebijakan pengetatan pengeluaran. Bentuknya mereka tak memberi gaji pada Ketua Dewan Eksekutif dan CEO Esprit, serta memotong gaji para eksekutif sebesar 35 persen, selama masa lockdown.