Pandemi, Ekspor Batik Justru Meningkat
Di tengah pandemi dimana semua sektor lesu, ekspor batik justru meningkat. Angkanya, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, 21,54 juta dolar AS pada periode Januari - Juli 2020.
Bandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 17,99 juta dolar AS dengan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Ini fenomena yang cukup unik, kata Agus Gumiwang, saat menghadiri peresmian Rangkaian Kegiatan Hari Batik Nasional 2020 bertajuk Kreasi Tiada Henti di Jakarta, Jumat.
Dikatakan, usaha membuka pasar-pasar baru tingkat global diharapkan bisa membantu kembali menggairahkan kinerja industri batik Indonesia, sekaligus semakin memperkenalkan batik Indonesia.
Melihat kondisi yang ada selain merupakan warisan budaya, batik juga merupakan komoditi industri yang cukup penting. Industri ini dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar.
Kemenperin terus berupaya melestarikan serta mendorong pengembangan industri batik nasional agar lebih berdaya saing global, ujar Menperin.
Menurut data Kemenperin, saat ini industri batik mencapai 47.000 unit dan tersebar di 101 sentra serta mempekerjakan lebih dari 200.000 orang. Industri batik juga telah berperan besar dalam menyumbang devisa negara.(ant)