Pandemi, Denmark Bakal Gali Kuburan Massal Cerpelai
Denmark akan membongkar kuburan massal cerpelai yang telah dimusnahkan sebelumnya. Langkah ini dilakukan lantaran sejumlah bangkai cerpelai muncul ke permukaan tanah, setelah dibasmi bulan lalu.
Sedikitnya empat juta cerpelai dikubur secara massal di situs militer dekat Holstebro dan Karup di Denmark barat.
Pemerintah menyebut tak ada kemungkinan jika bangkai cerpelai yang ditanam akan menyebarkan virus Covid-19. Namun penduduk setempat khawatir jika bangkai cerpelai mencemari air suplai air minum dan danau yang digunakan untuk mandi, dengan jarak sekitar 200 meter dari kuburan massal.
Ketakutan itu semakin kuat setelah ratusan bangkai cerpelai muncul ke permukaan tanah yang berpasir itu. Penyebabnya adalah gas yang ditimbulkan dari proses pembusukan cerpelai, mendorong bangkai keluar tanah.
Kemudian pemerintah dengan dukungan dari parlemen berencana menggali bangkai yang ada di kuburan massal itu, menurut pernyataan dari kementerian makanan dan pertanian.
Penggalian akan dimulai pada Mei tahun depan, jika risiko infeksi Covid-19 telah berlalu. Bangkai kemudian akan dibakar di krematorium terdekat. Dengan cara ini, kami mencegah bangkai cerpelai diperlakukan sebagai sampah biologis yang berbahaya. Solusi yang belum pernah dilakukan sebelumnya," kata pernyataan itu.
Sebelumnya, pemerintah Denmark meminta sedikitnya 15 juta ekor cerpelai dibasmi, awal November lalu. Langkah ini dikeluarkan setelah ditemukan adanya mutasi virus corona menular dari hewan ke manusia. Kemudian, parlemen di Denmark juga mengeluarkan larangan untuk berternak cerpelai hingga tahun 2022. Aturan ini rencananya akan disahkan jadi undang-undang pada Senin ini.
Diketahui, Denmark adalah eksportir bulu cerpelai terbesar di dunia. Produksinya memenuhi 40 persen kebutuhan dunia, dengan ekspor terbesar dikirim ke China dan Hong Kong. Sedikitnya 6.000 pekerja terserap di industri ini. (Alj)