Belanja Pemerintah Efektif Dongkrak Sektor Konsumsi dan Investasi
Usaha Presiden Joko Widodo untuk menggerakan ekonomi nasional dengan mempercepat dan memperbanyak belanja pemerintah, disebut menghasilkan perkembangan yang menggembirakan. Arif Budimanta, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi menyebut, belanja pemerintah dianggap bisa menopang pelemahan sektor konsumsi dan investasi. Hal tersebut bisa dilihat dari kuartal kedua (Q2) tahun ini dibanding kuartal sebelumnya.
"Ekonomi kita telah mengalami banyak perbaikan dan kemajuan dibandingkan dengan Q2 ketika awal pandemi terjadi di Indonesia. Faktor belanja pemerintah bisa menopang pelemahan di sektor konsumsi maupun investasi," ujarnya.
Dia menyebut, arahan terus-menerus Presiden Jokowi kepada para menterinya untuk mengefektifkan anggaran, terbukti mampu memulihkan perekonomian.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga (Q3) 2020 tercatat tumbuh lebih baik ketimbang Q2 sebelumnya.
Data BPS mencatat, secara QtoQ, pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,05%. Kendati, secara tahunan, pertumbuhan itu masih berada di level negatif -3,49%.
Kebijakan pemerintah, melalui program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dianggap efektif dalam membalikan pelemahan ekonomi yang sempat dialami Indonesia sejak awal pandemi, Maret 2020.
Belanja pemerintah pada Q3 2020 ini tumbuh 9,76% dan memberi kontribusi senilai 9,69% terhadap output perekonomian. Sedangkan sektor konsumsi konsumsi rumah tangga pada Q3 2020 tercatat secara tahunan tumbuh -4,04%.
Sementara sektor investasi juga berada di zona negatif, sebesar -6,48%. Dari sektor perdagangan internasional, ekspor mengalami pertumbuhan -10,82% dengan laju penurunan impor yang lebih besar yakni -21,86%.
Pemerintah sendiri, hingga kuartal ketiga (Q3) 2020 telah membelanjakan APBN senilai Rp1.840,9 triliun atau 67,2% dari total belanja negara. Angka ini naik 15,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 lalu.
Khusus untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, belanja yang sudah tersalurkan hinggal 23 September lalu mencapai Rp268,3 triliun atau 38,6% dari total pagu anggaran. Realisasi ini terus berkembang dan dipercepat sehingga per tanggal 2 November lalu sudah terealisasi Rp366,86 triliun atau sekitar 52,8% dari total pagu Rp695,2 triliun.
Sisa dari pagu yang belum terserap tersebut, pada kuartal keempat akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian.
"Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat. Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. Dan itu dapat tecermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik," kata dia.