Pandemi Corona, 9 Perupa Probolinggo Unjuk Karya
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan sembilan perupa perempuan di Probolinggo untuk berkarya. Karya mereka dalam bentuk lukisan, seni instalasi, hingga masker lukis bisa disaksikan pada acara bertajuk “9 Pameran Perupa Perempuan Probolinggo” yang dibuka Sabtu mendatang, 14 November 2020.
“Kami ingin meski masa pandemi Corona, para perupa perempuan di Probolinggo masih bisa berkarya,” kata ketua panitia pameran, Indah Sari via telepon, Kamis malam, 12 November 2020.
Warga bisa menyaksikan pameran tersebut secara gratis di Kopi Metro Kraksaan, Kabupaten Probolinggo setiap hari mulai pukul 14.00-22.00 WIB. Di luar sembilan perupa, pameran yang difasilitasi Dewan Kesenian Kabupaten Probolinggo (Dekapro), 14-30 November 2020 itu juga melibatkan pelukis-pelukis lain termasuk dari masyarakat, di luar sembilan perupa.
Kesembilan perupa itu masing-masing, Dania Hayuningtyas, Dian Palupi Nur Umam, Dwi Agusr, Irameza Ilya Risdiana, Leda Azzadinnas Haque, Novia Istina Putri, Sania Lukitasari, Setyowati Kartika Lestari Putri Purnomo, dan Tara Marshal.
“Mereka mulai siswi SD, SMP, SMA, hingga lulusan perguruan tinggi,” ujar Indah.
Setiap perupa akan menampilkan 4-10 karyanya. Salah satu perupa, Irameza Ilya Risdiana, 12 tahun, misalnya, merupakan siswi SD Sebaung I, Kabupaten Probolinggo. Juga ada Leda Azzadinnas Haque, lulusan S-1 Farmasi Universitas Darusaalam, Gontor.
Bahkan Leda yang menguasai bahasa Inggris dan Arab itu karya-karya lukisnya sudah dipasarkan melalui secara online. Ia biasa melukis dengan beragam media, mulai kain kanvas hingga papan kayu.
Demi mengapresiasi karya masyarakat, khusus Sabtu dan Minggu, ajang pameran juga diisi kegiatan menggambar dan melukis bareng. “Silakan masyarakat, juga pelukis-pelukis lain ikut memamerkan karyanya,” tambah Sekretaris Dekapro itu.
Panitia juga sengaja mengundang kurator pameran seni, Totok Buchori yang juga Ketua Sanggar Bambu, Yogyakarta. “Pak Totok aslinya orang Kraksaan, Probolinggo, menyelesaikan kuliah di ISI Jogja kemudian berkarya di sana,” katanya.
Disinggung dari mana ide menampilkan karya sembilan perupa, Indah berterus terang berawal dari Ketua Dekapro, Zulmi Noor Hasani. “Mas Zulmi ingin menggelar pameran seni rupa saat pandemi Covid-19. Ketika saya tawarkan konsep pameran khusus perupa perempuan, dia setuju,” kata perempuan berhijab itu.
Karena masa pandemi Covid-19, pengunjung pameran pun dibatasi 20 orang setiap shift. “Penikmat seni yang tidak sempat berkunjung ke lokasi pameran bisa menyaksikan melalui e-catalog, sedang kami siapkan,” ujarnya.