Pandemi, Bongkar Muat Pelabuhan Probolinggo Melonjak
Volume bongkar muat barang di Pelabuhan Probolinggo justru meningkat di masa pandemi Covid-19 ini. Jika pada 2019 lalu, volume bongkar muat mencapai 1,1 juta ton, pada 2020 ini meningkat menjadi 1,6 juta ton.
“Volume bongar muat barang di Pelabuhan Probolinggo yang dikelola PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) justru meningkat sekitar 52 persen,” kata Gubenur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pelabuhan di Kota Probolinggo itu, Kamis, 31 Desember 2020.
Dalam peninjauan pelabuhan yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jatim itu gubernur didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nyoto dan Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin.
Gubernur menambahkan, sejumlah pakar soal pelabuhan juga calon investor menilai, pelabuhan di sebelah barat pelabuhan lama (Tanjung Tembaga) itu memiliki kedalaman yang cukup untuk kapal-kapal berkapasitas 35.000 ton. “Soalnya kedalaman kolam dermaganya 16 meter sehingga lebih longgar untuk berlabuh,” katanya.
Posisi Pelabuhan Probolinggo juga diuntungkan posisinya yang dilindungi Pulau Madura. “Pulau Madura menjadi breakwater alami sehingga gelombangnya tidak besar, sekaligus terlindung dari sedimentasi,” ujar mantan Mensos itu.
Pelabuhan Probolinggo juga menjadi andalan ketika Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya mengalami overload. “Bahkan, raw sugar pesanan PT Miwon, Gresik pun dibongkar di Pelabuhan Probolinggo, mungkin di Pelabuhan Gresik sedang ramai,” kata Kadishub Jatim, Nyoto.
Saat gubernur berkunjung ke Probolinggo, Kamis siang, sebuah kapal kargo Theresa Grace sedang membongkar raw sugar. “Memang volume bongkar muat di Pelabuhan Probolinggo didominasi barang curah kering yakni, raw sugar dari Thailand dan Brazil, juga batu bara,” ujarnya.
Memang Pelabuhan Probolinggo yang memiliki kedalaman hingga 18 meter (-18) masih kalah dalam dibandingkan Pelabuhan Benoa, Bali dengan -20. Bahkan pelabuhan Singapura kedalamannya hingga -38 meter.
“Karena itu Pelabuhan Probolinggo perlu dibenahi termasuk kedalamannya hingga penambahan trestle-nya,” kata Nyoto.
Dikatakan Dermaga I di Pelabuhan Probolinggo kedalamannya -5 hingga -6 meter, dengan panjang 93 meter dan lebar 13 meter. Dermaga II kedalamannya -11 hingga -12 meter dengan panjang 306 meter dan lebar 45 meter.
Trestle (jembatan di atas laut) di kawasan pelabuhan kini terbentang sejauh 200 meter dengan lebar 81 meter dinilai tidak cukup. “Nanti trestle akan diperpanjang menjadi 1,5 kilometer dengan dermaga 2 kilometer,” terang Nyoto.
Soal dana pengembangan, tidak ada masalah karena PT DABN sudah ditawari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Perusahaan ini salah satu Special Mission Vehicles (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan dan penyiapan proyek infrastruktur.