Panas dan Kekeringan Ekstrem, Australia Tembak Mati Unta dan Kuda
Ribuan unta di Australia Selatan akan ditembak mati dari helikopter sebagai dampak kekeringan dan cuaca terik yang ekstrem. Perburuan selama lima hari dimulai sejak Rabu, 8 Januari 2020. Tindakan ini diambil mengikuti laporan komunitas Aborigin tentang kawanan unta yang merusak bangunan di dalam kota untuk mencari air.
“Mereka memenuhi jalan untuk mencari air. Kami khawatir atas keselamatan anak-anak,” kata Marita Baker, penduduk yang tinggal di komunitas Knypi, dikutip dari Bbc.com, pada Jumat 10 Januari 2020.
Pembantaian akan bertempat di wilayah Anangu Pitjantjatjara Yankunytjatjara (APY), wilayah yang dihuni oleh populasi yang jarang penduduknya di Australia Selatan, rumah dari sejumlah kelompok penduduk asli Australia.
“Akibat kondisi kering dan sebaran unta yang luas dan mengancam komunitas APY serta infrastrukturnya, maka pengendalian populasi unta dibutuhkan mendesak,” kata Richard King, General Manager APY dalam sebuah pernyataan.
Selain unta, kuda liar juga turut ditembak. Penembak berasal dari Departemen Lingkungan dan Air Australia.
Kondisi yang kering dan panas telah menyebabkan kebakaran semak di sepanjang Australia sejak beberapa bulan terakhir, namun kekeringan telah melanda negara itu setahun terakhir. Sehingga, pembasmian unta tidak berkaitan langsung dengan krisis kebakaran semak.
Unta diketahui bukan satwa asli penghuni Australia. Satwa ini datang dibawa Inggris dari India, Afganistan, dan Timur Tengah di abad 19.
Diperkirakan terdapat ratusan ribu unta di bagian tengah Australia. Mereka mampu merusak pagar, peralatan pertanian dan pemukiman, serta air minum yang dibutuhkan oleh penduduk di sana.