Pamit Beli BBM, Warga Tuban Ditemukan Tewas di Lamongan
Dugaan kasus tewasnya M. Ali Shodiqin, warga Dusun Nggandu, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban yang ditemukan mengapung di sebuah empang di Desa Tebluru, Kecamatan Solokuro, Lamongan terkait tindak pidana, semakin kuat.
Ini bukan karena polisi sudah mengendus siapa pelaku atau menemukan barang bukti. Melainkan, terindikasi dari penuturan Muraji, 60 tahun, tentang kejadian sebelum ia mendapatkan kabar kematian anaknya.
Diceritakan, ia terakhir bertemu Ali Shodiqin, anaknya yang dikatakan berusia 28 tahun itu, Sabtu 30 September 2023, malam. Saat itu sekitar pukul 20.00 WIB anaknya baru datang dari Surabaya. Setengah jam kemudian Muraji meminta tolong kepada anaknya itu untuk membelikan bensin (BBM).
Ali Shodiqin pun berangkat. Tetapi, dua jam lebih, persisnya sekitar pukul 22.00 tidak juga pulang, hingga Muraji mencoba menghubunginya lewat telepon seluler.
"Saat itu diangkat dan dijawab. Dia bilang sebentar dan katanya masih sama temannya, " tutur Muraji, di RSUD dr Soegiri Lamongan, Selasa 03 Oktober 2023, malam.
Selanjutnya, Minggu 01 Oktober 2023 dini hari, tepatnya sekitar pukul 02.15 WIB, Muraji yang terjaga dari tidur mencoba mengecek keberadaan anaknya, yang ternyata belum juga pulang. "Saya coba telepon lagi, tapi teleponnya sudah mati. Tidak bisa dibubungi," terangnya.
Baru Senin 02 Oktober 2023 malam, lanjut Muraji, ia mengaku dihubungi seorang wanita mengaku polisi wanita (polwan). Awalnya wanita yang mengaku polwan itu menanyakan tentang anaknya.
Khususnya terkait ciri-ciri tubuh anaknya, apakah benar kalau anaknya memiliki tato di lengan kanan bergambar kepala singa. Saat itu Muraji membenarkannya.
Muraji mengaku penasaran dengan pertanyaan itu. Apalagi, ketika polwan itu menginformasikan kalau memang benar anaknya memiliki ciri tato tersebut ia akan dihubungi pihak Polres Lamongan.
"Ternyata benar, tidak lama saya mendapat telepon yang katanya dari Polres Lamongan. Diberitahu kalau anak saya meninggal di Lamongan dan ada di rumah sakit Lamongan," tuturnya.
Malam itu juga Muraji dengan mengajak kerabatnya langsung pergi ke Lamongan untuk membuktikan kebenarannya. Dan, ternyata benar, bahwa anaknya memang meninggal. "Ya saya yakin itu anak saya. Selain tanda tato saya melihat sandal yang dipakainya. Itu kan sandal saya yang dipakai, " jelasnya.
Tetapi Muraji tidak bisa menjelaskan ketika ditanya apakah pada tubuh kasad anaknya ada luka-luka. Ia hanya mengatakan tidak melihat sedetil itu. "Karena kondisi tubuhnya sudah bengkak, " tandasnya.
Diketahui, Muraji datang ke Lamongan untuk menghadiri sekaligus menyetujui jasad anaknya diotopsi di RSUD dr Soegiri Lamongan. Karena sebelumnya polisi berharap ada otopsi untuk mengetahui penyebab kematian M. Ali Shodiqin.
Karena, saat jasad korban ditemukan tewas mengapung di sebuah empang Desa Tebluru, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Senin 02 Oktober 2023 pagi itu, terdapat tanda-tanda luka seperti terkena benda tajam. Atau, setidaknya kematian M. Ali Shodiqin diduga kuat terkait dengan tindak pidana.
Apalagi penuturan Muraji, anaknya keluar rumah dengan membawa sepeda motor dan telepon seluler dan bisa juga dompet. Saat jasad M. Ali Shodiqin ditemukan, benda-benda tersebut tidak ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
Kanit I Pidum Satreskrim Polres Lamongan Iptu Sunandar membenarkan dilakukannya otopsi mayat M. Ali Shodiqin. Hanya, tidak dijelaskan hasilnya. "Ya, diotopsi, jawabnya singkat, Selasa 03 Oktober 2023,malam.
Advertisement