Pameran Seni Derik #2; Memupuk Kualitas Menuju Negeri Sakura
Komunitas seni Kuas Pati’s dan Pawitra Project kembali menggelar acara kompetisi dan pameran seni rupa “Derik #2”, tanggal 3-10 Februari 2024. Agenda rutin dua tahunan kali ini digelar di Gedung Serbaguna KUTT Suka Makmur, Jl. Semambung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.
Total peserta yang berpartisipasi dalam perhelatan di atas mencapai 34 orang, masing-masing Ahmad Toriq, Afif Af, Agung Prabowo, Ahmad Alfy, Akbar Warisqia, Algia Rahma, Amelia Agustin, Badrie, Bagus Karunia , Bajra, Chicis, Eko, Elva Nur, Figo Dimas, Garis Edelweis, Gufron Hasan Saifudin, Kartika Diana , M.Shobari, M.Rizkifirdaus, M.Mujib, Medik, Nayaka Farel, Ni'matus Sa'diyah, Nofi Sucipto, Nuru Sahru, Samflower, Sarwono Tedjo, Toni Ja'far, Wanda Masyita, Yoes Wibowo, Zaki M, Serta Dua Seniman Undangan Yaitu Prewangan Studio (Tuban) Dan Osyadha Ramadhana (Malang).
Pameran ini merupakan kerjasama antara Komunitas seni Kuas Pati's dan Pawitra Project dengan perusahaan Jepang, MISSAO Corporation, tujuannya untuk memasarkan karya seniman Pasuruan menerobos pangsa pasar mancanegara, khususnya Jepang.
Yasuyuki Korekawa, President Direktur Missao Corporation, sangat senang bisa bekerjasama dengan para perupa Derik, sehingga dirinya bisa melihat potensi seniman muda yang ada di Pasuruan. "Kami akan berupaya memasarkan karya yang ada di event kali ini melalui platform kami yaitu Missao Art," katanya. Upaya yang akan dilakukan oleh Yasuyuki ini tentu menjadi penyemangat bagi para seniman yang ada di daerah tapal kuda seperti Pasuruan
Pameran Derik pada periode ke-2 ini mengangkat tajuk yang menarik, yaitu "Cerita". Meskipun pada awalnya terdengar sederhana dan ringan, namun dalam konteks ini, diksi "Cerita" menyimpan kekayaan imajinatif yang kompleks. Ketika seseorang menyebut kata "cerita", tanpa mengetahui isi cerita tersebut, mereka terpicu rasa penasaran dan membayangkan berbagai kemungkinan alur cerita yang mungkin terjadi. Analogi dengan kata "hutan" dapat memberikan gambaran yang relevan. Seseorang yang akan memasuki hutan mungkin sudah membayangkan beragam elemen, mulai dari binatang buas, jalan tersesat, hingga keindahan alam yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Sebagai tema besar pameran, "Cerita" dipilih bukan hanya karena keberagaman imajinatifnya, tetapi juga karena kemampuannya untuk membangkitkan rasa ingin tahu sebelum pengalaman sebenarnya dimulai.
Dari sudut pandang ilmiah, tema "Cerita" menunjukkan pentingnya studi tentang daya tarik psikologis manusia terhadap narasi. Penelitian psikologi kognitif telah menunjukkan bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk mencari makna dan pola dalam cerita. Dalam situasi komunikatif, kata "cerita" dapat memicu respons emosional dan kognitif yang kompleks, memanifestasikan peran pentingnya dalam membangun pemahaman dan hubungan antarindividu. Oleh karena itu, pameran ini bukan hanya sebagai wadah apresiasi seni, tetapi juga sebagai panggung untuk memahami aspek psikologis manusia terkait dengan proses berpikir, imajinasi, dan emosi yang terkait dengan dunia naratif.
Dengan demikian, pemilihan "Cerita" sebagai tema pameran bukan hanya karena sifatnya yang universal dan menarik, tetapi juga karena potensinya dalam membuka jendela ke dalam pemahaman manusia tentang realitasnya sendiri. Pameran ini diharapkan dapat menjadi sebuah eksplorasi tentang daya tarik cerita dalam konteks budaya dan psikologi, menggali lebih dalam makna dan dampaknya pada individu dan masyarakat secara lebih luas.
Cerita memainkan peran krusial sebagai jembatan fleksibel yang menghubungkan karya seni visual dengan pemahaman masyarakat. Dalam konteks ini, cerita bukan hanya sekadar medium penyampaian, tetapi juga alat untuk mendekatkan masyarakat dengan keindahan cara berpikir para perupa. Cerita mampu merangkul aspek emosional dan intelektual dalam pengalaman hidup perupa, membuka ruang untuk pemahaman yang lebih komprehensif terhadap karya seni visual. Penyampaian pesan melalui narasi memungkinkan para perupa untuk merinci proses pemaknaan mereka, memberikan wawasan tentang pandangan estetika yang melandasi setiap karya.
Dalam perspektif pemanfaatan cerita sebagai alat komunikasi seni juga menjadi sarana penting untuk memahami respons perupa terhadap fenomena sekitar. Pasuruan Raya, sebagai konteks spesifik, menjadi pusat eksplorasi bagi perupa dalam merespon dan merefleksikan dinamika lingkungan setempat. Melalui cerita, masyarakat dapat lebih memahami , bagaimana seniman meresapi, menginterpretasikan, dan merepresentasikan berbagai fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Dengan demikian, keterlibatan cerita dalam seni visual bukan hanya menciptakan koneksi emosional, tetapi juga memperluas perspektif penonton terhadap realitas sekitar.
Pentingnya cerita sebagai alat komunikasi seni juga mencerminkan keunikan dalam membangun jembatan antara dunia seni dan masyarakat. Melalui narasi, seniman dapat menjelaskan konsep-konsep kompleks, menggali lapisan-lapisan makna, dan membuka diskusi terhadap tema-tema yang relevan. Ini menciptakan dinamika interaksi yang memperkaya pemahaman bersama antara seniman dan masyarakat. Dengan memanfaatkan cerita sebagai medium yang menggabungkan estetika dan pemaknaan, dalam seni visual kontemporer menjadi lebih terbuka dan dapat diakses oleh lapisan masyarakat yang lebih luas, menghapus batasan antara karya seni dan pengamatnya.
Harapan terhadap pameran ini melibatkan dua aspek kritis, yakni kualitas pengkaryaan dan penyelenggaraannya. Pertama, agar pameran dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas karya seni yang dipamerkan. Konsistensi dalam memberikan karya-karya berkualitas menjadi fondasi penting untuk membangun apresiasi seni yang berkelanjutan. Dengan menjaga standar kualitas, pameran ini dapat menjadi wahana eksplorasi seni yang mendalam dan berdampak positif terhadap perkembangan seni visual di masyarakat.
Selain itu, harapannya juga terfokus pada kelangsungan penyelenggaraan pameran dalam beberapa tahun ke depan. Keberlanjutan ini mencakup baik aspek presentasi ruang pameran maupun penyelenggaraan acara secara keseluruhan. Dengan memastikan keberlanjutan ini, pameran dapat menjadi entitas yang mapan dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan seni rupa di tingkat lokal maupun regional. Dengan demikian, pameran ini diharapkan dapat menjadi bagian integral dari kalender seni budaya yang berkesinambungan dan diantisipasi oleh para seniman serta penikmat seni. (Akbar Warisqia, Perupa Grati, Kab. Pasuruan)