Pameran Plastik Sekali Guna, Ecoton: Siapa Takut Tolak Plastik!
Plastik sachet sebagai wadah kopi atau minuman ringan meninggalkan kisah panjang pada kerusakan lingkungan. Sachet adalah jenis sampah residu yang tidak bisa didaur ulang, umumnya sisa sachet akan dibuang atau berakhir di lautan.
Sachet adalah bungkus plastik multilayer atau disusun dari berbagai jenis plastik dan alumunium. Apalagi sachet menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di perairan. Laut dan sungai.
Terutama di wilayah Jawa Timur, sampah plastik yang mengapung di sungai Brantas 42% adalah sampah popok dan 21% sampah sachet.
Sampah sachet yang terbuang di lautan akan terfragmentasi atau terpecah-pecah menjadi mikroplastik yang dikonsumsi oleh biota air, termasuk ikan konsumsi.
Ecoton menemukan 72% ikan di Kali Brantas terkontaminasi mikroplastik, 14 spesies ikan di selat madura makan plastik, kerang, kupang, udang dan teripang.
"Sepertinya semua sampah yang kita buang akan kembali ke meja makan kita. Solusinya konsumen harus mau diet plastik sekali pakai (kresek, botol plastik air minum kemasan, sedotan, styrofoam, popok dan sachet)," kata Ecoton dalam rilis resmi mereka.
Apalagi menurut Ecoton, Pemerintah kota dan kabupaten Jatim tidak memiliki regulasi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, padahal di Indonesia ada 60 pemda yang punya aturan larang kresek, styrofoam dan plastik sekali pakai lainnya.
"Untuk selamatkan ikan dari ancaman plastik kita harus berani menolak plastik sekali pakai," tambah Ecoton.
Untuk itu, mereka menggelar pameran tolak sachet untuk mengingatkan bahaya mikroplastik bagi ekosistem alam, utamanya di perairan. Terlebih menurut penelitian Ecoton pada Desember 2020, perairan di Surabaya sudah sangat tercemar mikroplastik.
Peneliti mikroplastik Ecoton, Eka Chlara Budiarti mengatakan, pada Desember 2020 ini, dalam seratus liter air laut di Kenjeran hingga Tambak Wedi mengandung 195 hingga 598 partikel mikroplastik.
“Selain di perairan, ada temuan lain yang menunjukkan bahwa sedimen, kerang dan udang di kawasan timur Surabaya juga telah terkontaminasi mikroplastik,” kata Chlara, kepada media, Sabtu, 12 Desember 2020.
Bahkan, lanjut Chlara, berdasarkan uji rapid test mikroplastik terhadap kerang hijau di Kenjeran dan Tambak Wedi, telah terkontaminasi mikroplastik sebesar 10 sampai 20 partikel dalam satu ekor.
“Jenis mikroplastik yang ditemukan dalam tubuh kerang adalah jenis fiber, fragmen dan filament. Sumber mikroplastik umumnya dari limbah cair domestik pemukiman dan industri yang ada di sepanjang Brantas,” jelasnya.
Penelitian itu berlanjut pada pertengahan tahun 2021. Ecoton merilis bahwa ikan-ikan di Sungai Tambak Wedi yang mereka teliti, semuanya sudah tercemar mikroplastik.
"Setelah dilakukan pengamatan mikroskop binokuler dengan pembesaran 40 hingga 100 kali ditemukan semua sample ikan yang ditangkap 100 persen mengandung mikroplastik," kata peneliti Ecoton, Andreas Agus.
Advertisement