Pameran Pamit Pensiun Jadi Ajang Reuni dan Selfie
Tak hanya dengan karya, sivitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Seni Rupa benar-benar memenuhi ruangan Taman Budaya Yogyakarta. Para dosen, mahasiswa, alumni bahkan Rektornya tumplek blek di gedung yang berada di pusat kota budaya ini.
Malam itu, Kamis (11/7) salah satu dosen UNY –dulu IKIP Yogya-- pamit pensiun. Dr Hajar Pamadhi MA (Hons), sang dosen yang pensiun itu, sebagaimana dosen lain, memamerkan karya-karyanya. Pameran Seni Rupa itu pun diberi tajuk Pameran Pamit Pensiun. Mengangkat tema Rajah Matakala Cakra, Hajar memamerkan 30-an karyanya.
Bukan saja karya Hajar. Para dosen, mahasiswa dan alumni pun mangayubagya Hajar dengan turut menggelar karya-karyanya. Lebih dari 100 karya dipajang selama lima hari pameran, 11-16 Juli 2019. Tak pelak, acara pembukaan pameran pun menjadi sangat riuh. Dari seratusan karya itu, 22 di antaranya karya Kelompok Termos 85.
Acara pembukaan digelar di pintu masuk ruangan. Selasar di depan pintu masuk, disulap menjadi panggung. Sejumlah kursi yang disiapkan penuh dengan para undangan. Bahkan banyak yang duduk di halaman depan. Di kursi yang disiapkan untuk Pasar Kangen Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY).
Rektor UNY Prof Dr Sutrisno Wibowo membuka acara pameran dengan cara unik. Ia dipersenjatai jemparing (panah tradisional) untuk membidik sasaran di pintu masuk. Jika anak panah dilepas, maka kelambu di pintu masuk akan terbuka. Menandai pembukaan Pameran Pamit Pensiun. Sayangnya, beberapa kali, Sutrisno Wibowo gagal melepaskan anak panah. Rupanya ia belum terbiasa bermain jemparingan. Namun, semua itu tidak mengurangi makna acara secara keseluruhan.
Dalam sambutan sebelum melakukan prosesi memanah, Sutrisno menegaskan bahwa Hajar Pamadhi mengakhiri pengabdian dengan husnul khatimah. “Pak Hajar telah berhasil dengan baik menjalani pengabdian sebagai seorang PNS atau ASN. Aparatur Sipil Negara. Pernah menjadi Dosen Teladan tingkat nasional. Bahkan, saat saya amanahi menjadi Kepala Museum Pendidikan Indonesia UNY, museum ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa,” tegas Sutrisno.
Hajar Pamadhi yang malam itu tampak begitu bahagia mendapat hadiah dari koleganya. Ada yang menghadiahkan pembacaan puisi, ada pula yang menghadiahi foto dirinya dalam bingkai yang cukup besar. Sebagai bentuk rasa syukur, Hajar ganti memberi hadiah untuk Rektor UNY. “Kami persilakan Pak Rektor untuk memilih salah satu karya saya di dalam,” kata Hajar Pamadhi.
Usai dibuka, pengunjung pun menyerbu masuk. Pesona ‘Rajah Matakala Cakra’ pun langsung menghipnotis. Tak hanya mengajak foto Hajar Pamadhi, para pengunjung pun berfoto dengan karya-karya Hajar.
Para pengunjung yang sebagian besar alumni pun memanfaatkan acara malam itu dengan reuni. Mereka berbincang, berfoto bareng, sembari memperbincangkan karya-karya yang dipamerkan. Para alumni yang hadir dominan dari angkatan 80-an. Mereka datang dari Solo, Magelang, Jakarta dan kota-kota lain. Mereka mengapresisasi karya-karya Hajar Pamadhi, dosen mereka yang jumlahnya puluhan itu. “Produktif sekali ya Pak Hajar,” ujar salah satu dari mereka.
Karya Hajar Pamadhi yang alumnus S2 Charles Sturt University Australia ini sarat dengan bentuk geometri dasar. Seperti lingkaran, segitiga dan persegi. Semua disusun secara estetis. Dalam bidang-bidang itu, Hajar memasukkan corengan-corengan abstrak. Bentuk-bentuk binatang. Wayang. Simbol-simbol abstrak. Huruf-huruf arketip. Sehingga terkesan magis.
Dengan karakteristik komposisi tersebut, karya Doktor Filsafat lulusan UGM ini, masuk dalam kategori dekoramagis. Serupa dengan gaya yang diberikan untuk karya-karya Almarhum Widayat. Bahkan Widayat sendiri pernah mengatakan hal itu kepada Hajar Pamadhi.
Hingga penutupan pameran, beberapa karya diminati kolektor atau pembeli. Dari catatan panitia, sejumlah karya alumni dari Kelompok Termos 85 sedang dalam negosiasi harga. Pesan WA yang masuk ke panitia itu berbunyi. “Itu ada 8 unit lukisan yang berminat untuk saya beli Mbak. Minta tolong ditanyakan info detail harga lukisannya satu persatu. Nuwun.”
Pesan ini dilengkapi dengan foto katalog dari 8 karya alumni peserta pameran. Tiga dari 8 karya alumni itu dari Kelompok Termos 85. Sampai tulisan ini dibuat, belum ada kabar baik terjadinya transaksi. Semoga saja, setelah membaca tulisan ini, karya-karya itu jadi dibeli. (erwan w)